Indonesia merupakan negara eksportir kelapa sawit terbesar di dunia yang salah satu produknya adalah minyak goreng. Menurut data Kementerian Pertanian, total nilai ekspor kelapa sawit dari Indonesia mencapai US$ 17,36 miliar pada 2020.
Angka tersebut memberikan kontribusi sebesar 53,46% dari total nilai ekspor kelapa sawit global yang mencapai US$32,48 miliar pada 2020. Malaysia berada di bawah Indonesia sebagai eksportir kelapa sawit terbesar. Negeri Jiran tersebut mencatatkan nilai ekspor US$9,78 miliar atau 30,12% dari total nilai ekspor global.
Adapun kontribusi negara-negara eksportir lainnya sangat kecil dibanding Indonesia dan Malaysia. Nilai ekspor kelapa sawit Belanda hanya US$1,04 miliar (3,2%), Papua Nugini US$481,1 juta (1,48%), dan Guatemala US$465,7 juta (1,43%). Sedangkan nilai ekspor kelapa sawit dari Kolumbia tercatat sebesar US$ 406,3 ribu (1,25%), dan gabungan negara-negara lainnya US$2,9 miliar (9,05%).
Besarnya ekspor CPO dari Indonesia menguntungkan bagi para pelaku usaha minyak sawit di Indonesia. Alhasil banyak orang terkaya di Indonesia yang berasal dari sektor ini.
Berikut deretan pengusaha minyak goreng Indonesia dan juga jumlah harta kekayaannya versi Forbes :
1. Keluarga Widjaya (Sinar Mas Group) – Rp 139,2 Triliun
Keluarga Widjaya berada di urutan kedua pada daftar “50 Orang Terkaya di Indonesia” versi Forbes 2021. Kekayaan keluarga Widjaya diperkirakan mencapai US$9,7 miliar. Nilai ini setara Rp139,2 triliun (kurs US$ 1= Rp 14.359).
Keluarga Widjaja mewarisi kerajaan bisnis Eka Tjipta Widjaja yang meninggal Januari 2019 pada usia 98 tahun. Eka Tjipta Widjaja merupakan imigran Cina yang datang ke Indonesia pada 1932, dan memulai usahanya dengan menjual biskuit saat remaja di Makassar, Sulawesi Selatan.
Usahanya berkembang dan mendirikan Sinar Mas Group yang menjadi produsen minyak goreng terbesar di Indonesia dengan merek Filma. Selain itu, Sinar Mas Group tercatat memiliki perusahaan penghasil kelapa sawit terbesar dunia, Golden Agri-Resources, dengan kepemilikan saham mayoritas. Mereka juga menguasai mayoritas saham Sinar Mas Multiartha.
Keluarga Widjaja memiliki bisnis yang bergerak di bidang properti, yakni Sinarmas Land, Bumi Serpong Damai, Duta Pertiwi, Indah Kiat Pulp & Paper, Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, pembangkit tenaga listrik, tambang batu bara, serta telekomunikasi melalui Smartfren Telecom. Perusahaan properti yang dimilikinya menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
2. Anthony Salim – Rp 122,05 Triliun
Anthony Salim merupakan pemilik dari Indofood yang menghasilkan berbagai makanan kemasan, termasuk diantaranya Indomie. Pria ini juga memiliki bisnis minyak goreng seperti Bimoli, Delima, dan Happy melalui Indofood Agri Resources Ltd.
Selain itu, Antoni juga menjadi pemilik Indomaret, salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia. Grup Salim juga melakukan investasi di bidang perbankan, telekomunikasi, dan energi
Keluarga Salim memiliki saham di perusahaan investasi terdaftar di Hong Kong, First Pacific, yang memiliki aset sebesar US$ 27 miliar di enam negara. Menurut Forbes, kekayaan Anthony Salim mencapai US$ 8,5 miliar atau setara Rp 122, 05 Triliun.
3. Bachtiar Karim – Rp 50,25 Triliun
Bachtiar Karim merupakan pemilik Grup Musim Mas, yang memiliki bisnis sawit terbesar di Indonesia. Sejumlah merek minyak goreng produksi perusahaannya yakni Sanco, Amago, dan Voila. Berdasarkan catatan Forbes, total kekayaan pria ini mencapai US$3,5 miliar atau setara dengan Rp 50,25 triliun.
Sebagai produsen terbesar, Musim Mas mengklaim sebagai grup kelapa sawit pertama yang disertifikasi oleh Roundtable for Sustainable Palm Oil (RSPO) pada 2012 dan Palm Oil Innovation Group (POIG) pada 2019. Musim Mas memiliki pengolahan kelapa sawit dari hulu, hilir, hingga ke logistiknya. Dari hulu, perusahaan ini menanam kelapa sawit untuk minyak mentah dan kernel sawit. Di hilir, Musim Mas memproduksi minyak kelapa sawit untuk sabun, oleokimia, biofuel, dan produk lainnya untuk industri.
4. Martua Sitorus – Rp 41,64 Triliun
Martua Sitorus mendirikan perusahaan Wilmar International Ltd di Singapura. Kerajaan bisnis tersebut ia dirikan bersama dengan Kuok Khoon Kong pada 1991.
Perusahaan yang ia dirikan berfokus pada penyulingan minyak nabati, produsen lemak nabati dan oleokimia khusus, minyak kemasan konsumen, hingga tepung beras. Di Indonesia, sejumlah merek minyak goreng produksi Wilmar adalah Fortune dan Sania.
Menurut Forbes, kekayaan Martua mencapai US$ 2,9 miliar atau setara dengan Rp 41,64 triliun. Martua menempati urutan orang terkaya ke-14 di Indonesia.
5. Sukanto Tanoto – Rp 30,15 Triliun
Sukanto Tanoto adalah pemilik dan usaha di industri minyak kelapa sawit, Asian Agri and Apical. Perusahaan tersebut memproduksi minyak goreng dengan merek Camar.
Menurut Forbes, kekayaannya mencapai US$ 2,3 miliar atau setara dengan Rp30,15 Triliun. Kekayaannya berasal dari bisnis kayu lapis, pulp dan kertas, minyak kelapa sawit, dan pengembangan sumber daya energi yang dijalankannya di bawah perusahaan Royal Golden Eagle (RGE).