Ionic 5 Laku Terjual di RI, Hyundai Incar Pasar Mobil Listrik Asean
PT Hyundai Motors Indonesia (HMI) berencana menjual mobil listrik Ionic 5 ke pasar Asia Tenggara. Ioniq 5 merupakan kendaraan ramah lingkungan pertama yang diproduksi di Indonesia.
HMMI ini menargetkan dapat mengekspor EV ke Asia Tenggara secepatnya pada 2024. Pada saat itu akan ada beberapa pabrik pendukung EV HMMI telah rampung sehingga tingkat komponen dalam negeri (TKDN) EV buatan HMMI mencapai 40%.
"Mobil listrik (HMMI) bisa ekspor ke Asia Tenggara. Jadi, memang Indonesia bisa menjadi sebagai tempat yang bisa membuat mobil listrik pertama di Asia Tenggara dan juga bisa ekspor di dalam Asia Tenggara," kata COO Hyundai Motor Asia Pasific Lee Kang Hyun dalam Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2022 yang diadakan Katadata, Rabu (6/5)
Lee mengatakan HMMI berhasil menjual 500 unit Ionic 5 selama lima hari di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2022. Ionic 5 merupakan kendaraan listrik (EV) berbasis baterai besutan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI).
Namun, sebagian besar komponen Ionic 5 saat ini masih bergantung pada impor. Kendaraan listrik tersebut mulai mengandalkan pabrikan dalam negeri pada 2024 setelah rampungnya pabrik battery cell dan battery pack Hyundai.
"Kami yakin Indonesia sudah siap semuanya, dan Hyundai sudah siap. Tahun ini bulan Maret (HMMI) sudah memproduksi Ionic 5 dari pabrik Cikarang," kata Lee.
Lee mengatakan HMMI mulai menjual EV di Indonesia sejak tahun lalu. Hyundai berhasil menguasai pasar EV nasional, yakni 700 unit EV Hyundai dari total penjualan EV pada 2021 sebanyak 800 unit. Adapun kapasitas produksi hingga 200 ribu unit per tahun.
HMMI ini menargetkan dapat mengekspor EV ke Asia Tenggara secepatnya pada 2024. Pada saat itu pabrik battery cell hasil patungan dari LG Energy Solution Ltd dan Hyundai Motor Group di Cikarang, bakal rampung.
Proyek ini diharapkan dapat menyerap 1.000 tenaga kerja. Kerja sama investasi ini merupakan salah satu tahap dari keseluruhan rencana proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai US$ 9,8 miliar.
Lee mengatakan pabrikan tersebut juga akan menyusun bettery cell menjadi battery pack. Dia menilai seluruh ekosistem industri EV akan tersedia di dalam negeri dan membuat
Saat ini, Lee mencatat minat masyarakat untuk membeli mobil listrik terus meningkat setiap tahunnya. Tantangan terbesar untuk merealisasikan penjualan adalah harga mobil listrik yang masih tinggi saat ini.
Dia berpendapat salah satu komponen yang membuat harga mobil listrik tinggi adalah harga baterai yang mencapai US$ 135 per kilowatt/hour.
Lee menghitung masyarakat dapat merealisasikan pembelian lebih muda jika harga baterai ada di rentang US$ 90 - US$ 100 per kilowatt/hour. Hal ini penting lantaran baterai berkontribusi sekitar 30% dari total harga mobil listrik.
Berdasarkan data Institute of Electrical and Electronic Engineering (IEEE), ada enam perusahaan yang menguasai 87% pangsa pasar baterai mobil listrik. Contemporary Amprex Technology Co (CATL) memiliki kapasitas produksi terbesar. Berikut grafik Databoks: