Angkutan Ilegal Marak Saat Mudik, Pendapatan Usaha Bus Tergerus

ANTARA FOTO/Rahmad/foc.
Bus parkir di Terminal tipe A, Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Lhokseumawe, Aceh, Minggu (9/5/2021).
12/4/2022, 14.13 WIB

Pengusaha bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) mengkhawatirkan keberadaan mobil angkutan illegal dengan kendaraan pribadi yang marak beroperasi saat musim mudik lebaran. Keberadaan angkutan illegal tersebut dapat menggerus pendapatan usaha bus resmi hingga 50 persen pada 2021.

Pemilik Perusahaan Otobus (PO) Sumber Alam Anthony Steven Hambali mengatakan, jasa angkutan illegal tersebut biasanya menggunakan mobil pribadi. Banyak pemudik menyewa jasa angkutan illegal untuk menghindari pos pemeriksaan Covid-19.

"Plat hitam itu asal dicek STNK dan SIM ada, ya sudah. Kalau ditanya, siapa di belakang, bisa bilang saudara," kata Anthony saat dihubungi Katadata, Senin (11/4).

Pada musim mudik tahun lalu, pemerintah tidak mengadakan penyekatan dengan mendirikan pos pemeriksaan Covid-19 bagi pemudik dengan kendaraan pribadi. Namun, pemerintah tetap mendirikan pos pemeriksaan Covid-19 dan vaksinasi di simpul-simpul transportasi, salah satunya terminal bus.

 Tahun ini, salah satu syarat agar masyarakat bisa mudik adalah telah mendapatkan vaksinasi sebanyak dua dosis dan booster. Bagi pemudik yang belum mendapatkan booster, pemerintah tidak akan memulangkan pemudik namun menyuntikkan vaksin tersebut di pos pemeriksaan.

Selain angkutan illegal, tantangan utama bagi pemilik angkutan bus adalah kondisi jalan dimana musim mudik lebaran 2022 bertepatan dengan musim hujan. Artinya, jalan berpotensi digenangi air dan lebih mudah rusak saat dilalui beban berat. 

Anthony juga mengkhawatirkan peningkatan frekuensi perjalanan kereta di Jawa Tengah. Hal itu dapat menjadi titik kemacetan lantaran persilangan antara rel kereta dan jalan arteri masih menggunakan perlintasan sebidang. 

"Misalnya, sejam ditutup 4-5 kali, kemacetannya bisa panjang sekali. Karena double track,  bisa datang dari barat maupun timur," kata Anthony. 

 Penjualan tiket bus antar kota antar  provinsi (AKAP) untuk musim mudik lebaran 2022 mulai diserbu warga.  Total pemesanan tiket bus pada masa mudik lebaran saat ini telah naik hingga tiga kali lipat dari hari biasa. 

"Itu baru pemesanan, belum pas hari-H," ujarnya,

 Anthony mengatakan lonjakan permintaan tiket bus biasanya tidak menumpuk pada beberapa hari terakhir. Sebagian pemudik akan memesan tiket sebelum harga tinggi akibat lonjakan permintaan pada puncak arus mudik lebaran 2022.

Badan Litbang Kementerian Perhubungan memperkirakan mayoritas masyarakat akan menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor untuk mudik. Kemenhub memprediksi jumlah masyarakat yang mudik dengan kendaraan pribadi mencapai 36,17 juta orang atau 45,5% dari total masyarakat yang akan mudik. 

Masyarakat yang mudik menggunakan kendaraan umum darat mencapai 24,3 juta atau 30,6%. Kendaraan umum yang dimaksud adalah bus mobil sewa, mobil travel, dan taksi online.  Pada peringkat ketiga, moda transportasi yang dipilih untuk mudik adalah pesawat terbang yang mencapai 12,1% atau 9,6 juta orang. Capaian tersebut diikuti moda kereta api sebanyak 7,71 juta orang (9,7%) dan kapal laut sebanyak 1,1 juta (1,4%). 


Sebanyak 79,4 juta orang diperkirakan akan mudik pada lebaran 2022. Dengan rincian, sebanyak 13 juta orang yang akan mudik berasal dari wilayah Jabodetabek dan sisanya dari daerah lain.

Reporter: Andi M. Arief