Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang mendesain pengendali banjir dan jaringan drainase Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Bendungan Sepaku Semoi dinilai akan menjadi urat nadi ketersediaan air di IKN.
Sebagai informasi, konstruksi Bendungan Sepaku Semoi telah mencapai 45% dan ditargetkan rampung pada awal 2023. Sementara itu, pengisian air (impounding) akan rampung pada pertengahan 2023.
"Dengan adanya Bendungan Sepaku Semoi, penyediaan air baku IKN masih cukup hingga 2030. Ke depan kita juga akan tambah dengan membangun Bendungan Batu Lepek dan Bendungan Selamayu," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi, Kamis (21/4).
Basuki mencatat nilai investasi yang ditelan bendungan tersebut mencapai Rp 556 miliar. Pengerjaan konstruksi bendungan tersebut dilakukan oleh kerja sama operasi (KSO) antara PT Brantas Abipraya, PT SAC Nusantara, dan PT Basuki Rahmanta Putra.
Sejauh ini, beberapa pekerjaan konstruksi Bendungan Sepaku Semoi yang telah dilakukan adalah penyiapan bangunan pelimpah, bangunan pengelak, dan tubuh bendungan meliputi main caver dam.
Bendungan Sepaku Semoi dirancang memiliki kapasitas tampung sebesar 10,6 juta meter kubik dengan luas genangan 280 hektare. Bendungan ini direncanakan memasok air baku ke IKN Nusantara sebesar 2.500 liter per detik (lpd) dan mereduksi banjir hingga 55%.
Selain Bendungan Sepaku Semoi, kebutuhan air baku IKN Baru akan dipasok oleh Bendungan Batu Lepek sebesar 5.000 lpd dan Bendungan Selamayu hingga 3.950 lpd. Sampai saat ini, Bendungan Batu Lepek masih belum dibangun tapi telah dijadwalkan rampung pada 2024. Sementara Bendungan Selamayu baru selesai melalui proses studi kelayakan pada tahun lalu.
Selain ketiga bendungan itu, Kalimantan Timur telah memiliki tiga bendungan yang telah berdiri, yakni Bendungan Manggar dengan kapasitas 14,2 juta meter kubik, bendungan Samboja, berkapasitas 5,09 juta meter kubik, dan Bendungan Lempake sekitar 670 ribu meter kubik.
Secara umum, konstruksi IKN tahap pertama akan berlangsung hingga 2024. Adapun, pembangunan seluruh IKN dijadwalkan akan terus berlangsung hingga 2045.
Pada tahap pertama, ada tiga kawasan yang akan dibangun, KIPP, kawasan pendidikan, dan kawasan kesehatan. Basuki mengatakan, sumber dana pembangunan kawasan pendidikan dan kesehatan didapatkan dari pihak swasta maupun dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
Seperti diketahui, kawasan IKN Baru adalah 56.000 hektare, sedangkan wilayah pengembangan IKN Baru mencapai 256.000 hektare. Luas lahan untuk konstruksi tahap pertama IKN seluas 6.671 hektare hingga 2024.
Selain bendungan, proyek lain yang mendukung IKN Nusantara adalah rumah susun (Rusun) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN). Rusun tersebut terdiri dari satu tower yang memuat 44 unit tipe 45 dengan kapasitas 176 penghuni.
Biaya konstruksi proyek tersebut mencapai Rp 9,99 miliar dan dikerjakan oleh PT Wahyu Adi Guna. Rusun tersebut dibangun untuk aparatur sipil negara (ASN) Kementerian PUPR yang bertugas di Provinsi Kalimantan Timur.
"Dengan selesainya konstruksi tentu diperlukan perawatan, untuk itu saya berharap agar tetap dijaga dan dirawat dengan baik, terutama masalah kebersihan juga harus di jaga," kata dia.
Presiden Jokowi menyebut IKN Nusantara akan menjadi kota net-zero carbon, yang menggunakan pasokan energi baru terbarukan (EBT) hingga 100%. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, PLN memproyeksikan energi untuk IKN akan dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Air yang tersebar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.