Pemerintah akan memperketat syarat ekspor pertambangan untuk meningkatkan investasi di sektor tersebut. Tahun ini, pemerintah bahkan akan melarang ekspor bauksit dan timah.
"Ini dalam rangka mewujudkan hilirisasi tadi. Jangan kita jual Tanah Air (barang mentah) terus," kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/4).
Bauksit merupakan salah satu bahan baku aluminium. Adapun timah merupakan bahan baku untuk memproduksi baja anti karat.
Rencana larangan ekspor bauksit mentah telah diumumkan Presiden Joko Widodo pada Oktober 2021 . Mantan Wali Kota Solo itu meminta bauksit harus diolah menjadi alumina dan logam aluminium.
"Bauksit tahun ini kemungkinan akan kami tutup (keran ekspornya). Tahun depan atau tahun ini, timah pun akan kami larang ekspornya," kata Bahlil.
Bahlil mengatakan Indonesia merupakan produsen Timah nomor dua di dunia setelah Cina. Namun, Indonesia juga merupakan eksportir Timah terbesar di dunia.
Perketat Ekspor Batu Bara
Pemerintah juga akan memperketat syarat ekspor batu bara. Eksportir batu bara diwajibkan mendiversifikasi sebagian komoditas tersebut menjadi produk hilir.
Bahlil menyatakan, salah satu investasi hilirisasi industri pertambangan yang sudah terealisasi adalah gasifikasi batu bara berkalori rendah oleh PT Bukit Asam Tbk dan PT Kaltim Prima Coal (KPC). Batu bara berkalori rendah umumnya memiliki harga yang lebih rendah juga.
Gasifikasi tersebut akan menghasilkan Dimethyl Ether (DME) yang dapat mensubstitusi penggunaan gas Liquifed Petroleum Gas (LPG). Berdasarkan perhitungan Bahlil, pemerintah dapat menghemat cadangan devisa sekitar US$ 300 per ton jika konsumsi LPG berhasil digantikan dengan DME.
Selain Bukit Asam, KPC bekerja sama dengan investor asal Amerika Serikat, Air Products, untuk membangun fasilitas gasifikasi senilai US$ 2 miliar. Mitra yang menjadi pemasok batu bara dan pembeli methanol dalam proyek tersebut adalah PT Bakrie Capital Indonesia dan PT Ithaca Resources.
Berdasarkan laman resmi Air Products, kapasitas produksi gasifikasi batu bara KPC akan mencapai hampir 2 juta ton per tahun. Sementara itu, konsumsi batu bara per tahun fasilitas tersebut mencapai 6 juta ton per tahun.
"Bulan Mei 2022 akan ground breaking dan selsai di 2024 akhir atau 2025 awal," kata Bahlil.
Menurut data badan survei geologis Amerika Serikat (AS) atau US Geological Survey, produksi aluminium di seluruh dunia pada 2021 mencapai 68 juta metrik ton. Jumlah tersebut naik 4,45% dibandingkan produksi tahun sebelumnya yang berjumlah 65,1 juta metrik ton.
Adapun Tiongkok tercatat sebagai produsen aluminium terbesar dunia tahun 2021, dengan total produksi mencapai 57,3% dari pasokan aluminium global.