India melarang ekspor gandum untuk sementara guna meredam kenaikan harga di dalam negeri. Kondisi tersebut menyebabkan harga gandum dunia langsung melejit tinggi.
Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pemerintah Indonesia sedang mempelajari dampak larangan ekspor India ke Indonesia. Indonesia mengimpor sepertiga kebutuhan tepung gandum dari negara Asia Selatan tersebut.
“Tapi ini maasalah internasional yang dimana semua negara memprioritaskan kepentingan nasionalnya. Seperti kita memprioritskan kepentingan nasional. Kita mengerti apa yang mereka (India) maksud,” ujarnya di Jakarta, Selasa (17/5).
Dia mengatakan, Indonesia masih memiliki stok tepung gandum untuk tiga bulan ke depan. Oleh sebab itu, kebijakan India tidak akan berdampak langsung ke dalam negeri dalam waktu dekat.
”Jadi kita berprinsip, abis tiga bulan ini baru kita omongin,” ujarnya.
India menetapkan kebijakan larangan ekspor gandum untuk mengendalikan harga domestik yang mencetak rekor tertinggi. Pemerintah India hanya mengizinkan ekspor untuk izin yang terlanjur diterbitkan sebelum larangan ekspor diumumkan.
“Larangan tidak selamanya dan dapat direvisi,” kata pejabat senior pemerintah pada konferensi pers seperti dikutip dari Reuters.
India merupakan negara produsen gandum kedua. Impor gandum dari negara ini sebenarnya menjadi andalan banyak negara setelah stok komoditas merosot akibat Perang Rusia-Ukraina.
Uniknya, larangan ekspor tersebut terjadi setelah India menargetkan rekor ekspor 10 juta ton tahun ini. Para pejabat mengatakan bahwa tidak ada penurunan signifikan terhadap produksi gandum. Namun larangan ekspor dilakukan untuk meredam kenaikan harga di tingkat domestik.
"Kami tidak ingin perdagangan gandum terjadi dengan cara yang tidak diatur atau terjadi penimbunan," kata sekretaris perdagangan BVR Subrahmanyam kepada wartawan di New Delhi.
Meskipun bukan pengekspor gandum utama dunia, larangan ekspor dari India dapat mendorong harga global semakin tinggi.
"Larangan itu mengejutkan, Kami mengharapkan pembatasan ekspor setelah dua hingga tiga bulan, tetapi sepertinya angka inflasi mengubah pikiran pemerintah." kata seorang dealer perusahaan perdagangan global yang berbasis di Mumbai, India.
Selain dari India, Indonesia juga mengimpor gandum dari produsen utama Ukraina. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor biji gandum dan meslin dari negara yang kini terlibat perang dengan Rusia bahkan terus meningkat selama lima tahun terakhir.