Indonesia mengajak negara ASEAN membangun usaha bersama untuk mengatasi masalah pangan. Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi juga akan meninjau kembali kerja sama industri penyokong pupuk yang mangkrak yaitu PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) di Lhokseumawe, Aceh.
Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi mengatakan, ASEAN perlu kembali mempererat kerja sama untuk mengatasi masalah di masing-masing negara. Termasuk diantaranya memenuhi pasokan yang dibutuhkan di kawasan tersebut.
"Pada tahun 1980-an, kita punya inisiatif-inisiatif pabrik bersama untuk mengatasi kekurangan bersama. Kita akan membahas keamanan pangan di negara-negara Asean," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/5).
Salah satu usaha bersama ASEAN yang pernah dibangun adalah PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) di Lhokseumawe, Aceh. Pabrik tersebut mulai berporoduksi pada 1984. Namun, AAF berhenti beroperasi sejak 2003 karena kendala bahan baku.
Pemerintah Indonesia yang diwakili PT Pupuk Sriwijaya memiliki saham dominan dari pabrik tersebut yaitu sebesar 60%. Sementara itu, pemerintah malaysa diwakili Petronas memiliki saham sebesar 13%, Filipina diwakili National Fertilizer Corporation of Philippine sebesar 13%, Singapura oleh Temasek Holing Pte Ltd sebesar 1%, dan Thailand oleh Kementerian Keuangan Thailand sebesar 13%.
Selain AAF, proyek industri Asean juga berdiri di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura.
Lutfi menyampaikan, peninjauan ulang industri khusus Asean merupakan salah satu cara untuk menghadapi tantangan global secara kolektif. Apalagi dunia saat ini sedang menghadapi krisis pangan yang dipengaruhi perubahan iklim.
Selain industri pupuk, Lutfi juga mengajak negara ASEAN untuk membangun usaha bersama di sektor energi. Salah satunya dengan mebangun jaringan listrik untuk negara ASEAN.
Deputy Secretary-General for The Asean Economic Community Satvinder Singh mengatakan, transformasi energi akan menjadi bagian penting dari agenda Asean. Menurutnya, transformasi energi akan menjadi bagian dari rencana implementasi ekonomi sekuler yang akan diterbitkan pada kuartal IV-2022.
Singh mengatakan, Asean akan memiliki rencana transformasi energi di tingkat regional. Setidaknya ada tiga sektor yang akan berkontribusi besar dalam transformasi energi, yakni sektor pertanian, energi, dan transportasi.
"Ketiga hal tersebut akan menjadi bagian besar dari rencana netral karbon. (Produksi) energi akan menjadi kontribusi terbesar dalam mengatur dekarbonisasi," kata Singh.
Skor ketahanan pangan Indonesia kalah dibanding dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki skor indeks ketahanan pangan global (Global Food Security Index/GSFI) 2018 di level 54,8. Meskipun skor ketahanan indeks nasional mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, posisi Indonesia tetap berada di urutan ke-5 dari sembilan negara di kawasan Asia Tenggara.