KemenPUPR Tata Agrowisata di Kaki Gunung Ijen, Bangun Rumah Adat Osing

Humas Kementerian PUPR
Kementerian PUPR (KemenPUPR) tata Agrowisata Tamansuruh di kawasan lereng kaki Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
21/5/2022, 15.56 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) tata Penataan Kawasan Agrowisata Tamansuruh yang berlokasi di lereng kaki Gunung Ijen, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Penataan itu untuk mendukung program pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN).

Kawasan Agrowisata Tamansuruh merupakan perpaduan dari sektor pariwisata dan sektor pertanian dengan berbagai komoditas. Destinasi pariwisata itu memiliki luas 10,5 hektare.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu, baik dari segi penataan kawasan, jalan, penyediaan air, hingga perbaikan hunian penduduk. Untuk pariwisata, penataan yang harus dilakukan pertama kali adalah perbaikan infrastruktur.

“Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul,” kata Basuki melalui keterangan tertulis, Sabtu (21/5).

Penataan kawasan telah dilakukan sejak September 2021. Saat ini, progress fisiknya telah mencapai 70% dan ditargetkan rampung pada Agustus mendatang.

Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur Reva Sastrodiningrat mengatakan, pembangunan bertujuan untuk menata kawasan wisata bertaraf internasional serta meningkatkan potensi perekonomian lokal.  

Penataan kawasan meliputi pembangunan rumah adat Osing, peningkatan akses jalan dan parkir. Selain itu, dibangun juga sarana prasarana pendukung wisata lainnya seperti toilet dan mushola.

“Pembangunan mempertimbangkan sejumlah ketentuan di antaranya kontekstual desain kearifan lokal dan budaya masyarakat Osing,” ujar Reva.

 Wabah Covid-19 menghantam berbagai industri, termasuk pariwisata. Industri pariwisata di Amerika Utara, Eropa, dan Asia diproyeksikan menurun. Penurunan terbesar dialami Asia dari US$ 225,9 miliar pada 2019 menjadi US$ 164,7 miliar pada tahun ini. Pariwisata di wilayah Asia turun hingga 27%.