Ekspor CPO Dibuka Hari Ini, Harga Minyak Goreng Curah Masih Mahal

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.
Pedagang membungkus minyak goreng curah untuk dijual di salah satu toko di kawasan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Sabtu (21/5/2022).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
23/5/2022, 13.05 WIB

Pemerintah kembali membuka keran ekspor untuk bahan baku minyak goreng termasuk minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), dan produk turunannya. Meski begitu, harga minyak goreng curah di beberapa daerah masih belum mencapai Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, harga minyak goreng curah di pasar Bendungan Hilir, Jakarta masih dijual Rp 18.000 - Rp 19.000 per kilogram hari ini. Suherman, pemilik Toko Karim di Pasar Bendungan Hilir, mengatakan harga minyak goreng curah masih di level Rp 18.000 - Rp 19.000 per kilogram hari ini.

Suherman mengatakan dia menjual dengan level harga di atas HET karena membeli dari agen Rp 15.000 per kilogram. Dari agen,  pedagang membeli dalam bentuk jeriken. Sehingga pedagang masih harus mengemas minyak goreng dengan biaya produksi sekitar Rp 1.000 per liter untuk menimbang, membeli kemasan, dan mengemas minyak goreng curah tersebut.

Bila ingin mencapai HET senilai Rp 15.500 per Kg, Suherman memperkirakan harga di agen minyak goreng mestinya Rp 13.500 per Kg. "Sehingga bisa menutupi biaya produksi dan pedagang mendapatkan untung," kata Suherman ditemui, Senin (23/5).

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) mendata rata-rata harga minyak goreng di dalam negeri saat ini adalah Rp18.850 per Kg. Angka itu telah turun 5,75% dibandingkan dengan harga per 21 April 2022 senilai Rp 20.000 per Kg.

Sementara itu, harga minyak goreng curah di DKI Jakarta per 23 Mei 2022 mencapai Rp 19.850 per Kg. DKI Jakarta dan Jawa Barat merupakan provinsi di Pulau Jawa yang belum memiliki rata-rata harga minyak goreng curah di kategori terendah.

Saat ini, harga terendah minyak goreng curah ada di 10 dari 33 provinsi, yakni DI Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa TImur, Bali, dan Kalimantan Barat. Rata-rata harga minyak goreng curah terendah ada di Bengkulu atau senilai Rp 14.250 per Kg.

Rata-rata harga minyak goreng curah termahal ada di provinsi Papua dan Maluku, sedangkan rata-rata harga minyak goreng curah yang masuk kategori mahal ada di Gorontalo dan Kalimantan Utara. Rata-rata harga minyak goreng curah termahal ada di Papua yang mencapai Rp 28.500. Adapun, harga termahal minyak goreng curah terdapat di Pasar Yotefa Abepura senilai Rp 30.000 per Kg.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meramalkan harga minyak goreng nasional sudah mencapai level Rp 14.000 per liter dalam satu hingga dua pekan ke depan. Dia mengakui, kebijakan mengenai minyak goreng bukan keputusan mudah karena dipengaruhi harga global yang sedang tinggi.

Jokowi mengatakan, dirinya sempat mengecek harga minyak goreng di Pasar Muntilan, Magelang. Di sana dia memperoleh informasi harga minyak goreng  saat ini mencapai Rp14.500 per liter.

"Saya besok mau cek lagi di pasar-pasar lain. saya kira mungkin dalam 1-2 minggu ini semua pasar harganya kurang lebih seperti itu," ujar Presiden Jokowi pada acara Rakernas V organisasi relawan Projo, di Jawa Tengah, Sabtu (21/5).

Jokowi mengatakan, urusan minyak goreng bukan merupakan persoalan yang mudah untuk ditangani oleh pemerintah. Hal itu karena komoditas tersebut dipengaruhi harga di tingkat global

"Minyak goreng ini bukan persoalan mudah. Sudah sejak awal Januari saya melihat naik, naik, naik, kenapa? Sama seperti harga pangan lain, karena harga internasionalnya tinggi, harga globalnya tinggi, semua barang mengikuti, ketarik ke sana, karena harga minyak goreng terutama di Eropa, Amerika, naiknya tinggi," ujar Jokowi.

Dia mengatakan, sudah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendorong penurunan harga minyak goreng, namun harga tetap naik. Hingga akhirnya Presiden memutuskan menghentikan ekspor minyak goreng.

"Tapi itu juga kebijakan yang tidak mudah. Begitu disetop, harga TBS (Tandan Buah Segar) sawitnya jatuh, turun. Petani sawit, pekerja sawit, 17 juta orang. Negara ini dipikir gampang, tidak mudah," katanya.

Selain urusan petani dan pekerja sawit, kata Jokowi, pemerintah juga memikirkan penerimaan negara dari pajak sawit, bea ekspor sawit, bea keluar sawit, serta PNBP.Nilai penerimaan negara dari sawit tersebut sangat besar, mencapai kurang lebih Rp60-70 triliun.

"Besar sekali, padahal APBN sangat membutuhkan penerimaan negara. Jadi kenapa sampai 4 bulan kita tidak berani setop ekspor itu, juga karena itu. Tapi ini kuncinya sudah ketemu. Ini dalam 1-2 minggu InsyaAllah yang namanya minyak goreng curah akan berada di harga Rp14 ribu," jelas Presiden Jokowi.

Dia menambahkan, harga minyak goreng di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan negara lain. Di Jerman, harga minyak goreng per liter Rp47 ribu, di Singapura Rp41 ribu per liter, dan di Amerika Rp45 ribu per liter.

Artinya,kata dia, Indonesia masih bisa mengendalikan inflasi dan kenaikan harga. Meskipun begitu, dia meminta masyarakat bersiap dengan berhemat dan menabung, guna menghadapi ketidakpastian kondisi global yang belum jelas dan belum bisa diprediksi kapan akan berakhir.

Reporter: Andi M. Arief