Pemerintah akan menghapus minyak goreng curah secara bertahap. Alasan penghapusan minyak goreng curah tersebut karena dinilai kurang higienis.
“Kita jadi minta nanti secara bertahap tidak ada lagi curah karena kurang higienis. Ini yang sekarang kita kerjakan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, setelah memberikan arahan di Business Matching Program Minyak Goreng Curah Rakyat di Bali seperti dikutip dari Youtube Kompas TV, Jumat (10/6).
Sementara itu dikutip dari Keterangan tertulis Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut akan melakukan percepatan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya. Hal itu bertujuan agar tangki pengusaha kelapa sawit bisa segera kosong dan bisa menyerap kembali tandan buah segar sawit dari petani.
Luhut juga akan mengandalkan Simirah sebagai aplikasi yang mengawasi distribusi minyak goreng. Saat ini, proses perpindahan data atau migrasi dari Simirah 1.0 menuju 2.0 sedang berjalan. Kedepannya, pengembangan Simirah akan dilakukan seperti pengembangan aplikasi PeduliLindungi.
“Tracking dan pengendalian pembelian minyak goreng pun akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi melalui scan QR Code, namun dengan beberapa penyesuaian yang akan dilakukan,” kata Luhut.
Dia menekankan bahwa semua pelaku usaha CPO dan turunannya wajib terdaftar dalam sistem Simirah.
“Kedepannya pemerintah mengharapkan bahwa SIMIRAH akan menjadi super-app untuk mengatasi persoalan tata kelola minyak goreng dari hulu hingga hilir nantinya,” ujarnya.
Luhut berharap agar jalur distribusi melalui program Simirah sudah berjalan dengan normal. “Penurunan harga minyak goreng curah yang sudah berlangsung ini dapat terus turun menuju angka Rp. 14.000/ liternya. Sekarang sudah banyak daerah terus turun harganya,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolri Listyo S. Prabowo mengatakan, pihaknya terus memantau distribusi dan ketersediaan minyak goreng curah di 17.000 pasar tradisional. Menurut dia, sudah terdapat 10.000 pasar yang ketersediaan minyak goreng curahnya stabil bahkan melimpah. “
“Sampai hari ini kurang lebih 10.000 pasar minyak goreng curah tersedia. Ada yang setiap hari, ada yang seminggu 3 kali, ada yang seminggu sekali,” kata Listyo.
Dia mengatakan, terdapat tiga sistem yang membuat minyak goreng curah tersedia di pasaran. Pertama yaitu sistem pengiriman dari produsen yang memiliki jalur distribusi sendiri, kedua dari Kementerian Perdagangan, dan ada satu tambahan penggunaan sistem bantuan dari tim ID Food.
“Ini semua digabungkan dan harapan kita semakin hari kecepatan distribusi dan kemampuan distribusinya meningkat,” ujarnya.
Listyo juga membenarkan ada beberapa penyimpangan yang dilakukan spekulan dengan modus mengemas kembali minyak goreng curah. Barang tersebut kemudian dijual dengan harga sama dengan minyak goreng kemasan premium.
"Repacking kita sedang proses tegas. Saya minta semuanya mematuhi komitmen bersama. Minyak goreng di pasar, masyarakat tidak lagi kesulitan, produsen bisa mengekspor setelah kewajibannya terpenuhi. Jadi, tidak ada yang disimpan. Jika ada yang seperti ini kami pastikan ditindak tegas," katanya.
Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, ada 54,3% responden yang mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng. Persentase itu menurun dibandingkan dua survei yang sama sebelumnya.