Ekspor CPO Naik 862%, Namun Petani Masih Jual TBS di Bawah Rp 1.000

ANTARA FOTO/Akbar Tado/YU
Pekerja mengumpulkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu (14/11/2021).
15/7/2022, 18.08 WIB

Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) Indonesia pada Juni 2022 mencapai US$ 2,74 miliar, naik 862,66% dibandingkan bulan sebelumnya atau naik 89,29% dibandingkan Juni 2021. Namun demikian, harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani masih anjlok hingga dijual di bawah Rp 1000 per kg.

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Utara, Kastabuna, menyebutkan harga tandan buah segar (TBS) di tingkat pengepul di daerah itu Rp600 per kilogram. Sementara harga TBS sawit di tingkat pabrik mencapai Rp1.000 per kilogram.

"Petani resah karena harga sawit anjlok drastis usai lebaran Idul Adha menjadi Rp600 per kilogram. Padahal, sebelumnya sempat naik sejak pemerintah membuka mengizinkan ekspor CPO atau minyak mentah sawit," kata Kastabuna, Kamis (14/7).

Menurut Kastabuna, anjloknya harga TBS sawit membuat petani di Kabupaten Aceh Utara kewalahan menutupi biaya. Apalagi saat ini harga pupuk sudah mulai naik tajam.

"Petani juga resah tangki timbun di sejumlah pabrik kepala sawit di Aceh Utara sudah mulai penuh. Keresahan petani beralasan karena khawatir pabrik menghentikan pembelian TBS karena tangki CPO sudah penuh karena ekspor minyak mentah sawit belum dilakukan," kata Kastabuna.

Kastabuna mengatakan saat ini ada beberapa pabrik sudah menghentikan operasionalnya, sehingga berimbas kepada pada turunnya harga tanda buah segar sawit di tingkat petani.

"Apkasindo berharap Kementerian Perdagangan segera bertindak mempercepat proses ekspor CPO agar harga sawit kembali normal dan petani dapat kembali sejahtera," kata Kastabuna

Muhammad Soleh, petani di Kabupaten Aceh Utara, mengatakan dirinya tidak bisa berbuat banyak atas anjloknya harga sawit. Murahnya harga TBS sawit tidak mampu menutupi biaya dikeluarkan petani untuk merawat dan upah pekerja.

"Biaya perawatan dan harga pupuk kini naik. Harga pupuk sawit paling murah Rp800 ribu per karung. Untuk menekan biaya, kami mengurangi pemakaian pupuk, dari tiga kilogram menjadi dua kilogram per tanaman. Selebihnya, kami gunakan pakai pupuk cair atau pupuk kandang," kata Muhammad Soleh.

Sementara itu Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang dibeli oleh sebagian besar pabrik minyak kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, berkisar di antara Rp 800 hingga Rp 1.080 per kg. Harga tersebut naik antara Rp 50-Rp 100 per kg jika dibandingkan pekan lalu.

“Harga buah kelapa sawit mulai merangkak naik. Hari ini sebagian besar pabrik menaikkan harga pembeliannya sebesar Rp50 hingga Rp100 per kg,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Apriansyah dalam keterangannya, Jumat (15/7).

Ekspor Melejit

Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) Indonesia pada Juni 2022 mencapai US$ 2,74 miliar. angka tersebut naik 862,66% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month) atau naik 89,29% dibandingkan Juni 2021 (year on year). 

Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan bahwa kenaikan nilai ekspor didorong oleh kebijakan pemerintah Indonesia yang mencabut larangan ekspor CPO dan produk turunannya pada 23 Mei 2022.  “Jika dilihat grafiknya, ekspor CPO sempat drop (pada Mei 2022), lalu meningkat tajam (pada Juni 2022). Ini disebabkan karena volume yang meningkat,” ujarnya saat konferensi pers, Jumat (15/7).

Berdasarkan data BPS yang dirilis Jumat (15/7), volume ekspor CPO pada Juni 2022 mencapai 1,76 juta ton. Angka tersebut melonjak dibandingkan Mei 2022 yang mencapai 182,8 ribu ton.

Volume ekspor CPO Juni 2022 juga melampaui ekspor April 2022 yang mencapai 1,52 juta ton. Hal ini membuat nilai ekspor Juni 2022 tetap tinggi di tengah anjloknya harga CPO global hingga 12,57%.

Reporter: Antara