Mentan Sebut Harga Mie Akan Naik Tiga Kali Lipat, Ini Penyebabnya

freepik.com
Ilustrasi mie instan
10/8/2022, 13.51 WIB

Sebanyak 62 negara di dunia terancam mengalami krisis pangan akibat perubahan iklim, Covid-19, dan Perang Rusia-Ukraina. Kondisi tersebut menyebabkan harga bahan pokok menjadi mahal.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwa saat ini kondisi ekonomi dunia tidak menentu, termasuk pangan. Hal itu juga dirasakan oleh Indonesa, terutama pada komoditas yang diimpor.

Syahrul mengatakan, Perang Rusia bahkan menyebabkan 180 juta ton gandum tidak bisa diekspor dari negara tersebut. Kondisi itu akan mempengaruhi industri makanan di Indonesia yang masih ketergantungan pada impor gandum.

"Jadi hati-hati yang makan mie, (bahan bakunya) banyak dari gandum. Besok harganya tiga kali lipat," ujarnya dikutip dari Youtube Kementerian Pertanian, Rabu (10/8).

Dia mengatakan, mahalnya harga gandum tersebut disebabkan distribusinya terhambat. "Ada gandumnya, tapi harganya mahal banget. Sementara kita sekarang impor terus," ujarnya.

Syahrul mengatakan bahwa dirinya sebenarnya tidak setuju jika Indonesia terus mengandalkan impor gandum. Dia lebih memilih untuk mensubtitusi dengan bahan baku lain yang ada di Indonesia seperti singkong, sorgum, dan sagu.

"Kalau saya jelas gak setuju. Apa saja kita makan, singkong, sorgum, sagu. Nah itu lah, tantangan kita gak kecil di Kementan," katanya.

Halaman: