Ratusan Peternak Demo ke Istana Besok, Protes Harga Daging Ayam Anjlok
Ratusan peternak ayam akan melakukan unjuk rasa di tiga lokasi, Rabu (7/9). Terdapat lima tuntutan yang akan disampaikan para peternak dalam unjuk rasa tersebut.
"Kami melakukan aksi damai untuk mendukung pemerintah dalam memperbaikin tata niaga ayam ras pedaging yang saat ini harga sarana produksinya tinggi dan tidak sesuai dengan harga jual ayam hidupnya," kata Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional, Alvino Antonio, melalui keterangan tertulis, Selasa (6/9).
Terdapat lima tuntutan yang diajukan:
1. Bebaskan kuota grand parents stock (GPS) atau indukan ayam
2. Perlindungan untuk UMKM kembalikan budidaya ke peternak UMKM minimal 80%
3. Turunkan harga pakan ternak
4. Turunkan harga DOC
5. Bentu badan perlindungan untuk menyerap hasil ternak UMKM dengan harga sesuai acuan Badan Pangan Nasional
6. Diduga terjadi kartel harga DOC dan pakan ternak.
Adapun aksi damai tersebut akan dilakukan di tiga lokasi yaitu Istana Negara, kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), dan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi.
Pada akhir Agustus, mayoritas harga daging ayam di tingkat peternak anjlok maksimal senilai Rp 20.500 per ekor. Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia atau Pinsar menyatakan penurunan harga daging ayam utamanya disebabkan oleh kelebihan pasokan bibit ayam atau day old chick (DOC) hingga 40% dari total kebutuhan.
Saat ini, produksi DOC lebih dari 70 juta ekor per minggu, sedangkan kebutuhan DOC di dalam negeri hanya 50 juta - 55 juta per minggu.
Sekretaris Jenderal Pinsar, Mukhlis, mengatakan kelebihan pasokan DOC tersebut mulai terjadi sejak akhir Maret 2022 akibat perubahan aturan Kementerian Pertanian atau Kementan. Dengan demikian, harga daging ayam saat panen Agustus 2022 anjlok karena pasokan daging ayam lebih tinggi 20% sampai 40% dari kebutuhan pasar.
"Harga di tingkat peternak tertekan menjadi Rp 19.000 - Rp 20.000 per ekor, padahal biaya produksi kami Rp 20.500 per ekor. Pada harga Rp 20.000 per ekor pun kami tidak untung," kata Mukhlis kepada Katadata.co.id, Rabu (24/8).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi daging ayam broiler atau ras pedaging mencapai 3,42 juta ton pada 2021 atau naik 6,4% dari setahun sebelumnya. Jawa Barat menjadi provinsi penyumbang terbesar sebesar 860.156,13 ton pada tahun 2021. Angka itu meningkat 9,75% dari produksi di tahun sebelumnya.