Dorong Lini Aero-Structure, PTDI Teken MoU dengan Airbus

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nym.
Ilustra, pekerja menyelesaikan produksi pesawat NC 212i di Hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/6/2022).
Penulis: Agung Jatmiko
10/9/2022, 11.54 WIB

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan manufaktur pesawat asal Eropa, Airbus SE.

MOU ditandatangani oleh Chief Executive Officer (CEO) PTDI Gita Amperiawan dan Johan Pelissier dari Airbus Defence and Space, dan Vincent Dubrule dari Airbus Helicopters, Jumat (9/9).

Mengutip Flight Global, Jumat (9/9), penandatanganan MoU ini dilakukan untuk mendorong bisnis manufaktur aero-structure PTDI, demi menciptakan "peta jalan strategis" sektor kedirgantaraan lokal Indonesia.

"Airbus adalah mitra strategis yang kuat yang dapat berkontribusi pada transformasi PTDI menjadi pemain utama di kawasan ini," kata Amperiawan, dikutip Flight Global.

Ia menjelaskan, MoU akan memungkinkan PTDI dan Airbus mempertahankan dan memperkuat kerja sama strategis jangka panjang, dengan menggabungkan kompetensi industri.

Ia menambahkan, adanya pakta tersebut menjadi tanda bahwa dunia industri dirgantara internasional mengakui Indonesia sebagai pasar utama, dan meningkatkan profil PTDI dalam rantai pasokan kedirgantaraan.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan negara operator utama pesawat sayap tetap dan sayap putar yang diproduksi oleh Airbus.

Menurut produsen pesawat Eropa ini, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah mengoperasikan 11 C295, dan 150 helikopter Airbus. Ini belum ditambah penggunaan pesawat buatan Airbus oleh lebih dari 30 operator Indonesia.

Pada November 2021 lalu, Indonesia bahkan telah memesan sepasang pesawat angkut taktis A400M Atlas. Ini merupakan pesawat angkut militer turboprop empat mesin, yang dirancang sebagai pesawat taktis dengan kemampuan strategis.

A400M Atlas dirancang untuk menggantikan pesawat angkut yang lebih tua, seperti Transall C-160 dan Lockheed C-130 Hercules.

Presiden Airbus Asia-Pasifik Anand Stanley mengungkapkan, kemitraan antara perusahaannya dengan PTDI telah terjalin sejak lama. Kerja sama keduanya dimulai pada 1976, dengan lisensi produksi pesawat taktis ringan NC212 dan helikopter NBO-105.

"MoU yang ditandatangani hari ini merupakan perpanjangan dari kemitraan selama beberapa dekade dan mencakup lebih banyak kegiatan manufaktur dan rekayasa. Kami pun berkomitmen mempertahankan posisi sebagai mitra terbesar industri kedirgantaraan Indonesia," ujar Stanley.