Ganjalan Konstruksi, Tol Solo-Bandara Kulonprogo Tak Akan Rampung 2024

ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/nym.
Ilustrasi simpang susun Jalan Tol di Bekasi, Jawa Barat.
10/10/2022, 18.52 WIB

Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta menyatakan konstruksi Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo tidak akan rampung pada 2024. Namun, sebagian ruas atau yang berada di luar Provinsi DI Yogyakarta dapat digunakan pada 2024.

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan keterlambatan konstruksi tersebut disebabkan oleh berhentinya kegiatan konstruksi selama 2 tahun terakhir. Dengan demikian, ruas yang akan rampung pada 2024 adalah bagian dari sekitar perbatasan Provinsi Yogyakarta hingga Solo.

"Tidak mungkin waktu penyelesaian konstruksi Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo seperti harapan pemerintah pusat, yakni 2024 sudah harus selesai," kata Sri Sultan di Kompleks Istana Merdeka, Senin (10/10).

Badan Pengelola Jalan Tol atau BPJT menyebut total panjang Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo adalah 96,57 kilometer (Km). Adapun, pembebasan lahan baru dilakukan pada Seksi 1 Kartosuro-Purwomartani sepanjang 42,38 Km.

Hingga 29 Agustus 2022, progres pembebasan lahan di Seksi 1 Kartosuro-Purwomartani telah mencapai 55,63%. Sementara itu, perkembangan fisik konstruksi seksi tersebut baru mencapai 21,46% dan dijadwalkan rampung pada September 2023.

Konstruksi Seksi 1 Kartosuro-Purwomartani dibagi menjadi dua paket, yakni Paket 1.1 Solo-Klaten sepanjang 22,3 Km dan Paket 1.2 Klaten-Purwomartani 20,08 Km. Sri Sultan mengatakan pengerjaan kedua paket konstruksi tersebut menjadi prioritas Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta.

BPJT menyatakan pengoperasian Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo diharapkan memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Efek ekonomi secara khusus akan dirasakan di segitiga emas sektor pariwisata,yakni Yogyakarta, Solo, dan Semarang.

Pengoperasian tol ini akan memberikan akses pendukung kelancaran lalu lintas menuju tiga Bandar Udara, yaitu New Yogyakarta International Airport, Bandar Udara Ahmad Yani, dan Bandar Udara Adi Soemarmo.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief