Bantuan subsidi harga kedelai kepada perajin tahu tempe sebesar Rp 1.000 per kilogram hanya terserap 10-20%. Padahal saat ini, harga kedelai sedang tinggi sehingga seharusnya perajin tahu dan tempe membutuhkan subsidi tersebut.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pemerintah memutuskan untuk memperpanjang subsidi kedelai hingga akhir 2022. Kebijakan tersebut untuk menjaga stabilitas harga kedelai di tingkat perajin tempe dan tahu domestik.
“Harga subsidi kedelai masih Rp 1.000, rencananya hingga akhir tahun 2022. Selisih harga tentu akan dibantu oleh pemerintah Rp 1.000,” ujar pria yang disapa Zulhas ini di Kantor Kementerian Perdagangan RI, pada Selasa (11/10).
Zulhas mengatakan, adanya perpanjang harga subsidi kedelai ini dapat membantu perajin tempe dan tahu untuk terus melakukan produksi. Pemberian subsidi tersebut dilakukan oleh Perum Bulog.
Subsidi kedelai baru terserap 10%
Program harga subsidi kedelai sebelumnya telah dilakukan Perum Bulog pada April hingga Juli 2022. Saat itu, Bulog ditargetkan mensubsidi selisih harga senilai Rp 1.000 per kg untuk 800.000 ton kedelai.
Zulhas mengatakan, saat ini serapan subsidi kedelai baru 10% hingga 20% saja. Hal itu karena banyak perajin tahu atau tempe yang tidak bisa memenuhi syarat untuk mendapatkan subsidi.
“Program subsidi kedelai ini terus dilanjutkan, maka saya sedang mengusulkan agar dipermudah,” ujar Zulhas.
Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia atau Gakoptindo menyatakan akan mengurungkan rencana demonstrasi serentak pada akhir minggu ini. Pasalnya, pemerintah telah berjanji akan menerbitkan surat keputusan penerusan program subsidi selisih harga kedelai pada hari ini.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia atau Gakoptindo, Aip Syarifuddin, mengatakan subsidi kedelai ini diberikan kepada koperasi seluruh perajin tahu dan tempe yang memiliki Nomor Induk Berusaha atau NIB. Namun demikian, banyak koperasi yang belum memperbarui NIB.
Dengan demikian, penyaluran subsidi selisih harga pada periode April hingga Juli 2022 hanya dilakukan di 11 dari 27 provinsi produsen tahu-tempe. Saat ini, provinsi dengan koperasi pengrajin tahu-tempe yang telah memiliki NIB baru mencapai 16 provinsi.
"Kami berharap agar penyaluran subsidi tersebut tidak mensyaratkan koperasi untuk menunjukkan NIB sehingga serapannya lebih banyak," ujarnya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Syailendra, menyebutkan stok kedelai masih tersedia 400 ribu ton per 6 Oktober berdasarkan data dari Asosiasi Kedelai Indonesia.
Sementara berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), rata-rata harga kedelai internasional pada saat ini sebesar US$ 14,17 per gantang. Selain itu, harga rata-rata penjualan kedelai di tingkat pengrajin mencapai sekitar Rp 12.600 per kg saat ini.
"Dengan demikian, harga kedelai yang akan dinikmati pengrajin setelah subsidi tersebut adalah sekitar Rp 11.600 per Kg. Namun demikian, harga tersebut masih lebih tinggi dari posisi sebelum pandemi atau pada 2019 sekitar Rp 7.000 per Kg.," ujarnya.
Kendati demikian, harga kedelai sampai saat ini masih mengalami kenaikan lantaran mengikuti harga internasional yang juga mengalami melonjak sebesar Rp 13.000 per kg dari harga sebelumnya pada September 2022 mencapai Rp 12.000 per kg. Level harga kedelai tercatat telah mengalami kenaikan hingga 60%, dari tahun sebelumnya hanya mencapai Rp 8.000 per kg.
Dalam 5 tahun terkahir, impor kedelai Indonesia di atas 2,4 juta ton per tahun dan dengan nilai di atas US$1 miliar per tahun seperti terlihat pada grafik.