Mie Sedaap Dilarang di 3 Negara, Wings Group Bantah Gunakan Pestisida

Instagram Mie Sedaap
Mie Sedaap
11/10/2022, 11.53 WIB

Produsen Mie Sedaap, Wings Group Indonesia, membantah bahwa pihaknya menggunakan etilen oksida atau pestisida di produknya. Pernyataan ini merupakan tanggapan atas larangan edar Mie Sedaap di tiga negara tahun ini yaitu Singapura, Hong Kong, dan Taiwan.

Head of Corporate Communications & CSR WINGS Group Indonesia, Sheila Kansil, mengatakan bahwa penahanan produk Mie instan tersebut tidak hanya terjadi pada produk Mie Sedaap.

"Merek-merek mie instan dan kategori makanan lainnya seperti sayuran, buah-buahan, rempah-rempah yang diproduksi oleh berbagai perusahaan yang berpusat di Jepang, Korea Selatan, Cina, India dan Filipina juga mengalami kejadian ini," kata Sheila melalui keterangan tertulis, Selasa (11/10).

 Mie Sedaap bantah gunakan pestisida

Dia mengatakan, penggunaan etilen oksida adalah hal umum di industri agrikultur dan masih digunakan di Amerika Serikat, Kanada, dan berbagai negara lainnya. Zat tersebut digunakan untuk sterilizer atau anti mikroba pada rempah-rempah dan biji-bijian.

Namun demikian, Sheila menegaskan, Mie Sedaap memastikan tidak menggunakan etilen oksida di seluruh lini produksi.Dia mengatakan, Mie Sedaap telah memenuhi standar keamanan pangan sehingga aman untuk dikonsumsi.

"Keamanan pangan dan keselamatan konsumen adalah prioritas utama kami. Yakinlah bahwa kami akan selalu memberikan yang terbaik bagi masyarakat," ujarnya.

Sheila mengatakan, pihaknya sedang melakukan investigasi lebihlanjut dengan otoritas dalam negeri maupun negara-negara yang bersangkutan.

Dia menambahkan, Mie Sedaap selalu tunduk pada standar keamanan pangan yang berlaku, di antaranya dengan memiliki Izin Badan Pengawas Obat & Makanan Republik Indonesia, Sertifikat Halal MUI, serta Sertifikasi ISO 22000 mengenai Standar Internasional Manajemen Keamanan Pangan, dan Sertifikasi ISO 9001 mengenai Standar Internasional Sistem Manajemen Mutu.

 Tiga negara menolak untuk mengedarkan sejumlah varian Mie Sedaap karena dinyatakan mengandung pestisida. Setelah Taiwan dan Hongkong, kemarin giliran Badan Pangan Singapura (SFA) yang mengeluarkan instruksi untuk menarik dua produk mie instan merek Mie Sedaap yang diimpor dari Indonesia.

Berikut kronologi larangan penjualan dan konsumsi Mie Sedaap di tiga negara:

1. Ditolak Masuk Taiwan

Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Taiwan menolak masuk 4,04 ton impor Mie Sedaap dari Indonesia karena dinilai memiliki kadar epoxyethane yang melewati batas pada awal Juli 2022. Impor Mie Sedaap  dari Indonesia tersebut sudah tiba di Taiwan namun belum dipasarkan.

Seperti dilansir dari Taiwan News, Badan POM Taiwan telah menyita 19 kontainer dengan total volume 4,43 ton kiriman mie instan dari Indonesia, Filipina, dan Jepang. Khusus dari Indonesia, Mie instan yang dikirim adalah Mie Sedaap seberat 4,04 ton.

2. Ditarik penjualannya di Hong kong

Otoritas Keamanan Pangan Hongkong atau The Center for Food Safety (CFS) menarik produk Mie Sedaap Rasa Ayam Pedas Korea dari perdagangan di negaranya. Alasan penarikan tersebut karena CFS menemukan kandungan pestisida, etilen oksida, pada sampel mie instan yang diimpor dari Indonesia.

"CFS mengumpulkan sampel produk dari supermarket di Lok Fu untuk pengujian di bawah Program Pengawasan Makanan rutin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel mie, paket bumbu dan bubuk cabai produk mengandung pestisida, etilen oksida," tulis siaran pers CFS yang dikutip Rabu (28/9).

3. Dilarang dikonsumsi di Singapura

Badan Pangan Singapura (SFA) pada Sabtu (8/10) kembali mengeluarkan instruksi untuk menarik dua produk mi instan merek Mie Sedaap dari Indonesia, yakni mi instan Soto Mie Sedaap dan Mie Sedaap Curry. Penarikan dilakukan setelah SFA mendeteksi adanya pestisida pada kedua sample produk tersebut.

Lembaga riset independen, Frontier Group, melakukan riset tentang merek mi instan paling populer di Indonesia. Hasilnya, Indomie menunduki urutan pertama yang meraih Top Brand Award 2022. Dalam riset tersebut, Mie Sedaap menempati posisi kedua setelah Indomie.