Heboh Etilen Glikol, Farmasi Biasa Campurkan Obat dengan Bahan Lain

123rf.com
Ilustrasi anak sakit di rumah sakit
19/10/2022, 18.52 WIB

Seiring kasus ginjal akut pada anak, pemerintah mulai mewaspadai penggunaan kandungan etilen glikol sebagai bahan campuran obat. Kementerian Kesehatan baru saja memerintahkan fasilitas layanan kesehatan, tenaga kesehatan, hingga apotek untuk menghentikan pemberian obat sirup yang diduga mengandung etilen glikol untuk sementara.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Farmasi, F. Tirto koesnadi, menjelaskan produsen farmasi memang biasa mencampurkan obat dengan bahan lain, bukan hanya untuk parasetamol. "Memang semua perusahaan di Indonesia yang membuat parasetamol pasti dicampur dengan produk lain," kepada Katadata.co.id, Rabu (19/10).

Salah satunya menggunakan etilen glikol. "Gunanya agar bahan baku obat tersebut tidak terpecah," ujarnya. 

Sementara itu Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi Gabungan Pengusaha Farmasi, Vincent Harijanto, mengatakan bahwa pihaknya akan membicarakan terlebih dahulu mengenai masalah ini dengan asosiasinya.

"Penjelasan dari Kemenkes kan baru hari ini, kami akan bicarakan terlebih dahulu," ujarnya.

Baik Tirto maupun Vincent menolak untuk membicarakan lebih lanjut mengenai asal impor bahan baku farmasi Indonesia. "Bukannya tidak mau memberikan informasi, namun kami ingin bicarakan terlebih dahulu (dengan asoasiasi)," ujarnya.

Kementerian Kesehatan tengah menyelidiki penyebab gagal ginjal akut pada anak-anak. Mereka juga melarang penggunaan produk obat berbentuk sirop yang bisa tercemar etilen glikol.

Hasil pengujian Kemenkes menyatakan sebanyak 15 dari 18 obat sirop yang dikonsumsi pasien mengandung etilen glikol. Saat ini Kemenkes telah menyetop sementara penjualan obat sirup.

"Bukan paracetamol yang tidak boleh, tapi beberapa obat tersebut mengandung EG (etilen glikol) dan sedang diidentifikasi lagi," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di Jakarta, Rabu (19/10).

Indonesia impor Etilena glikol dari India

Berdasarkan penelusuran Katadata, Indonesia mengimpor etilen glikol dari India. Produk ini masuk dalam HS 290531, yakni alcohol, acyclics, diols dan etilena glikol.

Dari data perdagangan UN Comtrade, nilai impor etilen glikol dkk dalam HS 290531 sebanyak 4.500 kilogram atau senilai US$ 5.670 atau sekitar Rp 87,8 juta pada 2021.

Etilen glikol merupakan merupakan senyawa industri yang banyak dimanfaatkan di aneka produk. Kandungan ini menjadi perhatian setelah WHO menyatakan obat batuk dan pilek sirup buatan Maiden Pharmaceuticals asal India sebagai penyebab kematian 74 anak di Gambia, Afrika.

Hasil analisis WHO menunjukkan empat produk Maiden yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup - memiliki jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang "tidak dapat diterima". Produk Maiden mengandung dietilen glikol dan etilen glikol yang "tidak dapat diterima", sehingga menjadi racun dan timbal yang menyebabkan ginjal akut pada anak-anak tersebut.

Pemerintah India telah menghentikan semua produksi perusahaan farmasi yang berbasis di New Delhi.

Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI menemukan sebanyak 131 kasus cedera ginjal akut misterius pada anak di Indonesia sejak Januari lalu. Ikatan Dokter Anak Indonesia mencurigai senyawa etilen glikol sebagai penyebab sakit ginjal misterius pada anak.

Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan pihaknya mewaspadai penggunaan parasetamol sirup pada anak, meski belum dapat menentukan secara pasti penyebab utama terjadinya sakit ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury Unknown Origin (AKIUO) yang tengah menyerang anak-anak.

"Sebagai kewaspadaan dini, IDAI tidak dulu menggunakan parasetamol sirup. Walaupun kemudian saya bilang sebagai kewaspadaan dini, tidak bisa diartikan dilarang mengonsumsi parasetamol sirup," kata Piprim dalam konferensi pers virtual, Selasa (18/10).

Menurut laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sejak awal tahun hingga 18 Oktober 2022 terdapat 192 kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury/AKI) pada anak-anak yang belum diketahui penyebabnya. Data itu dikumpulkan melalui anggota IDAI di seluruh Indonesia.