Pabrikan Lokal Didorong Produksi Motor Listrik demi Target 2 Juta Unit

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Founder Alessa Motor Nusantara Ing Tindjaja Soetadji (kiri) dan Co Founder Handodjo Sutjipto (kanan) menunjukkan baterai yang terdapat pada motor listrik eX 3000 yang dipamerkan dalam pameran Indocomtech di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
2/11/2022, 19.56 WIB

Kementerian Perindustrian mencatat ada 35 pabrik otomotif yang siap memproduksi motor listrik. Sejumlah pabrikan lokal seperti Viar, Polytron dan Gesits didorong untuk masuk lebih jauh ke pasar kendaraan listrik, terutama pada segmentasi sepeda motor.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan pemerintah punya target produksi motor listrik hingga dua juta unit sebelum masa purna Kabinet Indonesia Maju pada 2024 mendatang.

"Sekarang ada 35 pabrik kapasitasnya 1,1 juta. Ini kapasitas ya, tapi utilisasinya masih belum setinggi itu, kita harus bentuk permintaannya," kata Agus saat ditemui di Jakarta Conventional Center (JCC) pada Rabu (2/11).

Satu pabrikan anyar yang akan terjun ke industri motor listrik nasional adalah ION Mobility. Perusahaan asal Singapura ini telah membangun pabrik di Karawang, Jawa Barat dan bakal mulai memproduksi motor listrik pada 2023.

"Sementara yang lokal ada Viar di Semarang sangat impresif, juga pabrik elektronik Polytron juga sudah mulai produksi motor listik, Gesits juga," tutur Agus.

Agus menuturkan, dengan modal 35 pabrik kendaraan listrik yang berdiri di Indonesia, pemerintah bersama pelaku usaha memiliki tugas untuk menciptakan permintaan kendaraan listrik di dalam negeri melalui sejumlah insentif yang diberikan kepada produsen maupun konsumen.

Dari sisi produsen, pemeritah telah menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) No 55 tahun 2019 mengenai Percepatan Program Kendaraan Bermotor Berbasis Listrik untuk Transportasi Jalan.

Sedangkan dari sisi konsumen, pemerintah melalui PLN telah memberikan potongan tarif listrik bagi para pelanggan yang mengisi daya kendaraan listriknya di rumah.

"Kalau dari sisi suplai target 2 juta unit itu tidak terlalu sulit, tapi dalam sisi demand-nya itu perlu di-create. "Diskon tarif listrik akan diberikan langsung by name by address," kata Agus.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan proses transisi penggunaan motor berbasis BBM menuju motor elektrik harus didukung oleh sejumlah infrastruktur seperti fasilitas penukaran baterai kendaraan atau stasiun pengisian listrik di lokasi stategis.

Fasilitas penukaran baterai ditujukan untuk para penyedia jasa ojek daring yang menggunakan motor listrik. "Motor memiliki daya 60 KM dan yang digunakan untuk ojek setiap hari bisa 120 KM, maka diperlukan fasilitas penukaran baterai yang hanya butuh 2 sampai 3 menit. Karena kalau cas bisa 1 sampai 2 jam," ujarnya.

Lebih lanjut, ekosistem kendaraan listrik harus ditopang oleh sistem digital yang menyediakan informasi perihal lokasi fasilitas penukaran baterai maupun lokasi stasiun pengisian daya listrik yang bisa terpantau lewat gawai.

"Jadi bisa dilacak dan pembayarannya seperti apa. Ini adalah perubahan yang memerlukan kerja sama untuk pembangunan infrastruktur, baik itu infrastruktur fisik maupun digital," ujar Darmawan.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu