Harga Sawit di Petani Swadaya Masih Rendah Meskipun Harga CPO Menguat

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/rwa.
Pekerja menyusun tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil panen di Desa Berkah, Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (2/11/2022).
4/11/2022, 14.09 WIB

Asosiasi Petani Kelapa Sawit atau Apkasindo menyatakan bahwa harga tandan buah segar atau TBS petani swadaya masih memprihatinkan meskipun harga minyak sawit mentah atau CPO terus menanjak dalam sebulan terakhir. Petani meminta agar pemerintah merevisi Permentan no.1 tahun 2018 yang hanya melindungi petani bermitra perusahaan kelapa sawit.

Ketua Apkasindo, Gulat Manurung, mengatakan bahwa harga TBS petani swadaya saat ini hanya sekitar Rp 1.850-1.950 per kg. Sementara harga tandan buah segar atau TBS untuk petani bermitra lebih baik yaitu sekitar Rp 2.500-2.850 per kg.

Padahal, harga CPO semakin menanjak sepanjang Oktober 2022. Harga di Pasar Spot Rotterdam mengalami kenaikan 2,2% menjadi US$ 1.160 per Metrik Ton pada perdagangan Jumat (4/11) dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.

Sementara itu di dalam negeri, harga minyak sawit di pasar spot Medan sempat menyentuh level Rp 18.103 per kg pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Oktober 2022.

97% kebun sawit milik petani swadaya

Gulat menuturkan, harga TBS di petani bermitra sudah sesuai dengan  harga konversi 21% dari harga CPO per hari ini. Namun yang sangat memprihatinkan adalah harga TBS petani swadaya karena masih di bawah Rp 2.000 per kg.

 "Menurut saya sepertinya memang ini disengaja supaya ada celah untuk menekan harga TBS petani karena payung regulasinya tidak ada". ujar Gulat, kepada Katadata.co.id, pada Rabu (2/11).

 Gulat meminta pemerintah merevisi Peraturan Menteri Pertanian no.1 tahun 2018. Menurut dia, Permentan no.1 tahun 2018 ini yang menjadi biang kerok harga TBS petani swadaya selalu jauh di bawah harga petani bermitra. 

 Hal ini diakibatkan karena Permentan tersebut hanya melindungi petani bermitra. Padahal, jumlah petani bermitra hanya 7% dari total luas kebun sawit yang mencapai 6,87 juta hektare. Sebanyak 93% kebun sawit itu dikelola oleh petani swadaya. 

 "Permentan tersebut sudah sangat layak di revisi dan itu sudah menjadi kesepakatan semua stakeholder sawit saat rapat di Ditjenbun 1,5 bulan lalu. Namun hasil rapat tersebut belum ada kelanjutannya," ujar Gulat. 

Berdasarkan hasil perhitungan Apkasindo, petani hanya mendapatkan margin sebesar Rp.250 per kg CPO. Sedangkan perusahaan kelapa sawit (KPS) bisa mendapatkan untung Rp 2.500 per kg CPO yang diolahnya. 

 Oleh karena itu, Gulat menuturkan perlu adanya komitmen berbagi beban dan berbagi untung antara sektor hulu hingga hilir.  "Menjaga keseimbangan margin sektor hulu hingga hilir, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Keberlanjutan Sawit Indonesia, dan keseimbangan ini akan membantu Indonesia terhindar menjauh dari resesi dunia yg sudah di depan mata," ujar Gulat. 

Reporter: Nadya Zahira