Jepang, Inggris, dan Korsel Resmi Ikut Proyek Pengembangan MRT Jakarta

Humas Kemenhub
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi (tengah), menyaksikan penandatanganan Memorandum of Cooperation antara Indonesia dan Jepang untuk pengembangan proyek MRT Jakarta, Senin (14/11).
15/11/2022, 05.35 WIB

Pemerintah Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan Jepang, Inggris, dan Korea Selatan untuk pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta. Penandatanganan dilakukan di sela rangkaian kegiatan G20 di usa Dua, Kabupaten Badung, Bali pada Senin (4/11).

Secara rinci, nota kesepahaman yang ditandatangani yaitu Memorandum of Cooperation (MoC) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang tentang kelanjutan pembangunan MRT Jakarta East-West Line Fase 1. Kedua, Letter of Intent (LoI) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Inggris tentang Kerja Sama Pembangunan MRT Jakarta.

Ketiga yaitu Memorandum of Understanding (MoU) tentang pembangunan MRT Jakarta Fase 4 dengan lintas Fatmawati-Kampung Rambutan.

Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, mengatakan bahwa saat ini banyak negara yang berkeinginan untuk melakukan investasi membangun infrastruktur transportasi di Indonesia, khususnya MRT.

“Jepang, Inggris, dan Korsel merupakan dua mitra strategis Indonesia yang telah banyak melakukan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang, termasuk sektor transportasi,” ujar Budi yang dikutip dalam keterangan resmi, pada Senin (14/11).

Pembangunan MRT tanpa APBN

Budi mengatakan, momentum Presidensi Indonesia dalam KTT G20 tahun ini dimanfaatkan untuk mencari peluang kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi dengan banyak negara, melalui pendanaan kreatif non-APBN. Hal ini dilakukan agar pembangunan infrastruktur transportasi dapat terus dilakukan di tengah keterbatasan APBN.

“DKI Jakarta merupakan kota cukup representatif untuk percontohan pengembangan angkutan massal perkotaan. Tempat-tempat lain yang sekarang sedang akan dilakukan studi berkaitan dengan MRT dan LRT yaitu Medan, Bandung, Surabaya, dan Bali. ” tutur Budi.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Owen Jenkins, mengungkapkan kebanggaannya karena Inggris telah ambil bagian dalam proyek MRT Jakarta east-west fase pertama dan proyek LRT Jakarta. Owen mengatakan, Inggris selalu siap untuk mendukung Kementerian Perhubungan dan Pemerintah DKI Jakarta untuk mengembangkan fase-fase MRT berikutnya.

Untuk pengembangan MRT dan LRT Jakarta, Inggris menyiapkan pendanaan melalui Expression of Interest dari UK Export Finance sebesar US$1,25 miliar. "Kami siap untuk berkolaborasi dengan seluruh mitra untuk membawa kerja sama ini ke tahap selanjutnya", ujar Owen.

Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Jepang, Satoru Mizushima, mengatakan bahwa negaranya telah berpartisipasi pada pembangunan MRT Jakarta koridor selatan - utara atau Lebak Bulus - HI. Koridor tersebut telah diresmikan oleh Presiden RI pada Maret 2019.

Dia meyakini, dengan adanya pengalaman kerjasama kedua negara dalam membangun MRT, akan membantu dalam memfasilitasi pembangunan MRT selanjutnya yaitu koridor timur - barat (east - west).

“Saya berharap kelanjutan kerja sama ini akan semakin meningkatkan kerja sama kedua negara ke depannya di sektor perkeretaapian,” ujarnya.

Sementara penandatangan MoU dengan Korsel dilakukan antara Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korsel Won Hee-Ryong.

MRT Jakarta menjadi transportasi umum pilihan warga DKI Jakarta, termasuk saat harga bahan bakar minyak naik pada 3 September 2022. Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta, Muhammad Effendi, mengatakan rata-rata kenaikan penumpang harian mencapai 3,8% sesudah kenaikan harga BBM dibandingkan sebelumnya.

Reporter: Nadya Zahira