Envision AESC Group akan investasi di Indonesia untuk memproduksi baterai kendaraan listrik dan membangun bahan ekosistem bahan bakunya. Perusahaan joint venture antara Nissan, NEC dan Tokin Corporation tersebut akan melakukan kolaborasi dengan perusahaan Indonesia.
“Jadi bukan dengan BUMN, tapi kita juga sedang giring untuk melakukan kolaborasi antara BUMN, kemudian Envision, dan pengusaha nasional,” ujar Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, dalam keterangan pers melalui video yang diterima oleh Katadata.co.id, Jakarta, Kamis (17/11).
Jika kolaborasi investasi tersebut berjalan dengan baik, Bahlil meyakini dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pemain baterai mobil terbesar di dunia.
Hal itu karena Envision merupakan salah satu perusahaan yang telah bergerak di ekosistem baterai mobil, bahkan masuk dalam enam besar dunia. Sehingga dinilai dapat memberikan kontribusi yang baik untuk Indonesia.
Sebelumnya, Envision AESC Group juga telah melakukan Head of Agreement dengan PT Bakrie & Brothers Tbk atau BNBR di sela-sela kegiatan United Kingdom–Indonesia Business Lunch di Bali, pada Minggu (13/11).
Kegiatan tersebut merupakan titik awal dari kerja sama untuk mengidentifikasi peluang proyek Kawasan Industri Net Zero di Indonesia. Kolaborasi ini berpotensi untuk membangun Kawasan Industri Net Zero pertama di Sulawesi Tengah.
Produk industri tersebut di antaranya bahan baterai hijau untuk melayani pasar global, mengembangkan pembangkit energi hijau, serta menyebarkan dan memanfaatkan solusi digital Net Zero yang komprehensif dari envision digital.
Sebagai informasi, Envision AESC Group merupakan perusahaan teknologi baterai terkemuka. Perusahaan tersebut memanfaatkan inovasi berbasiskan artificial intelligence of things (IoT) pada teknologi baterai dan berbagai aplikasi lintas disiplin.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal III 2022 mencapai Rp307,8 triliun. Realisasi investasi tersebut tumbuh 1,9% dibandingkan dengan realisasi investasi pada kuartal II-2022 (quarter-to-quarter/qtoq) atau tumbuh 42,1% dibandingkan kuartal III 2021 (year-on-year/yoy).