Cina Gugat AS ke WTO Terkait Pembatasan Ekspor Cip Semikonduktor

ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst/aww/sad.
Jonathan Ernst Presiden AS Joe Biden dan Menteri Perdagangan Gina Raimondo (tidak difoto) mengadakan pertemuan virtual dengan para pemimpin bisnis dan gubernur negara bagian untuk membahas masalah rantai pasokan, khususnya menangani chip semikonduktor di kampus Gedung Putih di Washington, AS, Rabu (9/3/2022).
13/12/2022, 09.47 WIB

Cina mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO terhadap pembatasan ekspor Cip Semikonduktor yang dilakukan Amerika Serikat.

“Cina mengambil tindakan hukum dalam kerangka WTO sebagai cara yang diperlukan untuk mengatasi keprihatinan kami dan untuk membela kepentingan sah kami,” kata pernyataan Kementerian Perdagangan Cina, yang disampaikan misi diplomatiknya di Jenewa, dikutip dari Reuters, Selasa (13/12).

Ia menambahkan bahwa pembatasan ekspor Cip AS mengancam stabilitas rantai pasokan industri global.

Sementara Perwakilan Dagang AS di WTO menolak untuk berkomentar ketika diminta tanggapannya.

Amerika Serikat menerbitkan serangkaian kebijakan pembatasan ekspor yang bertujuan untuk menghentikan kemajuan Cina dalam industri semikonduktor pada Oktober.

Pemerintah AS mengirim surat kepada KLA Corp, Lam Research Corp, dan Applied Material Incs untuk menghentikan pengiriman peralatan ke pabrik produsen yang memproduksi cip canggih yang sepenuhnya dimiliki oleh Cina.

Presiden AS Joe Biden juga menandatangani Undang-undang untuk manufaktur teknologi tinggi dan penelitian ilmiah yakni CHIPS and Science Act. Melalui UU itu, mereka menjanjikan US$ 280 miliar atau Rp 4.108 triliun untuk manufaktur yang akan mendirikan industri Cip di AS.

UU tersebut juga mengarahkan sekitar US$ 200 miliar untuk lembaga seperti National Sccience Foundation. Tujuannya, meningkatkan investasi di bidang-bidang seperti robotika dan komunikasi nirkabel.

Investasi itu juga bertujuan meringankan pajak perusahaan yang membangun pabrik pembuatan cip (chipset). Beberapa perusahaan memang meminta dukungan pemerintah AS untuk mengurangi ketergantungan pada Cina, terutama dalam mengatasi kekurangan cip. 

 Menurut Statistik Perdagangan Semikonduktor Dunia (WSTS) dan Semiconductor Industry Association (SIA), penjualan semikonduktor pada 2019 sebesar US$412,3 miliar secara global. Kemudian, pertumbuhan tahunan gabungannya atau compound annual growth rate (CAGR) meningkat pada tahun 2020 sebesar 6,8 persen menjadi US$440,4 miliar pada 2020. 

Penjualan semikonduktor di seluruh dunia kembali meningkat menjadi US$555,9 miliar pada tahun 2021 dengan CAGR sebesar 7,18 persen. WSTS memperkirakan penjualan industri semikonduktor mencapai US$601 miliar pada tahun 2022 dan US$633 miliar pada tahun 2023.