Impor gula kristal rafinasi atau GKR dari Australia akan tiba di Indonesia pada awal 2023. Gula impor tersebut akan digunakan untuk memasok kebutuhan industri yang saat ini kekurangan stok.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang dalam proses impor gula rafinasi. Menurut dia, izin impor sudah dikeluarkan sejak pekan lalu.
Putu mengatakan, Indonesia impor gula dari sejumlah negara seperti Australia, Thailand, India, dan Amerika Latin. Kemungkinan besar impor yang paling cepat sampai adalah dari Australia karena jaraknya lebih dekat.
"Kira-kira sampainya awal tahun. Jumlah impornya tidak jauh dari tahun sebelumnya," kata Putu saat usai saresehan industri karet di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (15/12).
Berikut enam negara asal impor gula Indonesia pada 2021, seperti tertera dalam grafik.
Pasok industri mamin
Putu mengatakan, Kementerian Perindustrian juga telah mengecek stok gula di industri. Hal ini seiring dengan laporan mengenai industri makanan dan minuman yang kekurangan pasokan gula.
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia atau GAPMMI, Adhi S. Lukman, mengatakan bahwa kekurangan pasokan GKR ini di luar perkiraan. Pemerintah sebenarnya sudah memberikan kuota pasokan gula rafinasi lebih besar dari tahun lalu.
Namun demikian, permintaan domestik untuk produk mamin melonjak hingga 16% sejak Covid-19 mereda. Selain itu, permintaan ekspor produk makanan dan minuman juga melonjak hingga 22%. Hal ini menyebabkan kebutuhan gula meningkat.
"Mungkin karena ini juga bisa terjadi kekurangan atau penyebab lainnya, saya belum bisa pastikan," ujar Adhi kepada Katadata.co.id, pada Rabu (7/12).
Dia mengatakan, kekurangan GKR ini telah dirasakan kurang lebih sejak tiga pekan terakhir. Oleh sebab itu, para pelaku usaha mendesak pemerintah untuk menambah kuota impor gula.