McDonald's berencana memangkas beberapa staf korporatnya untuk mengurangi biaya global. CEO McDonalds, Chris Kempczinski, menuliskan sebuah memo kepada karyawannya, Jumat (6/1).

“Kami akan mengevaluasi peran dan tingkat kepegawaian di beberapa bagian organisasi dan akan ada diskusi dan keputusan yang sulit di masa mendatang,” kata Kempszinski dikutip dari CNN, Senin (9/1).

“Inisiatif tertentu akan diprioritaskan atau dihentikan sama sekali. Ini akan membantu kami bergerak lebih cepat sebagai sebuah organisasi, sekaligus mengurangi biaya global kami dan membebaskan sumber daya untuk berinvestasi dalam pertumbuhan kami," ujarnya.

Ekspansi besar-besaran

Rencana PHK massal ini mencuat di tengah pertumbuhan bisnis waralaba tersebut. McDonald's telah menjadi bintang pandemi, saat orang-orang memesan lebih banyak makanan untuk dibawa pulang. Penjualan melonjak selama setahun terakhir karena inflasi membuat pengunjung restoran mencari pilihan yang lebih murah.

 Kempszinski mengatakan, hal itu tidak membuat perusahaan berpuas diri. Dia menguraikan rencana untuk mendobrak hambatan internal, tumbuh lebih inovatif, dan mengurangi pekerjaan yang tidak sejalan dengan prioritas perusahaan.

McDonald's juga berencana mempercepat laju pembukaan restorannya untuk menanggapi peningkatan permintaan. Perusahaan mengatakan melihat peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut di banyak pasar utamanya.

“Meskipun ada banyak hal yang bisa kami banggakan, Anda juga memberi tahu kami bahwa masih banyak yang bisa kami lakukan,” tulis Kempczinski kepada karyawan. “Kami tampil di level tinggi, tetapi kami bisa melakukan lebih baik lagi.”

Keluar dari Kazakhstan

Sementara itu, MC Donalds hengkang dari Kazakhstan setelah waralaba raksasa makanan cepat saji itu kesulitan mendapatkan bahan baku daging dari  Rusia.

Perang Rusia-Ukraina menghambat impor bahan baku waralaba tersebut ke Kazakhstan. Sementara pemegang waralaba, Food Solutions KZ, tidak bisa menyerap bahan baku lokal. Produsen daging lokal dikatakan tidak ingin repot memenuhi  sertifikasi dan audit yang diperlukan oleh merek AS tersebut karena mahal dan panjang.

Food Solutions tidak segera menanggapi email yang meminta komentar. McDonald's mengatakan perjanjiannya dengan pemegang lisensi telah diakhiri tetapi tidak menjawab pertanyaan tentang alasannya.

Dikuti dari Reuters, perusahaan mengatakan bahwa mereka akan segera membuka kembali restorannya di bawah merek baru karena "masalah pasokan".

Banyak bisnis Kazakhstan telah menghadapi masalah pasokan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi Barat terhadap Moskow yang mengikutinya. Negara tetangga Rusia adalah mitra dagang utama Kazakhstan.

Sebelumnya, McDonald's telah akan menutup seluruh gerainya di Rusia. Penutupan gerai ini dilakukan untuk sementara waktu, sebagai bentuk protes atas invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

McDonald’s memperkirakan kebijakan ini akan merugikan perusahaan sekitar US$50 juta per bulan, sampai restorannya dibuka kembali pada waktu yang belum ditentukan.

Reporter: Nadya Zahira