Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono bersama Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo Subianto melepas kepulangan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Wan Azizah Wan Ismail di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten, Senin (9/1). Kunjungan Anwar Ibrahim tersebut membuahkan kesepakatan kerja sama perdagangan dan investasi senilai Rp 4,1 triliun.
Dikutip dari Siaran Pers Kementerian PUPR, RI dan Malaysia telah menandatangani delapan nota kesepahaman atau MoU antara perusahaan diIndonesia dan Malaysia. Nilai perjanjian tersebut diramalkan mencapai RM 1,16 miliar atau sekitar Rp 4,11 triliun.
Selain itu, kedua negara juga menyepakati delapan memorandum, di antaranya bidang perkapalan, pembiayaan ekspor-impor, energi hijau, dan pengembangan industri baterai.
Investasi IKN Nusantara
PM Malaysia Anwar Ibrahim melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor Senin (9/1). Pertemuan tersebut membahas kemajuan kerja sama bilateral kedua negara dan menjajaki potensi investasi Malaysia di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz menyerahkan 11 Letter of Intent atau LoL kepada Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono terkait minat 10 investor Malaysia berinvestasi IKN Nusantara, Kalimantan Timur.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambut baik minat para investor Malaysia dalam pembangunan IKN Nusantara. "Sebelas Letter of Intent telah ditandatangani oleh sektor swasta Malaysia dan diserahkan kepada Otoritas IKN yang bergerak di bidang elektronik, kesehatan, pengelolaan limbah, konstruksi, dan properti," ujar Presiden Jokowi, melalui keterangan resmi, yang dikutip pada Selasa (10/1).
Anwar Ibrahim mengatakan, bahwa inisiatif pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi kedua negara. Dia berharap, pengembangan IKN dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan wilayah Serawak dan Sabah yang berada di Pulau Kalimantan.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, Malaysia merupakan salah satu investor terbesar Indonesia pada 2022. Realisasi penanaman modal asing (PMA) dari Malaysia mencapai US$2,21 miliar sepanjang tahun lalu, ke-5 terbesar setelah Singapura, Tiongkok, Hong Kong, dan Jepang.
Aliran PMA dari Malaysia ke Indonesia juga meningkat dalam dua tahun terakhir, seperti terlihat pada grafik. Investasi dari Negeri Jiran itu sempat mencapai level tertinggi pada 2015, yakni US$3,07 miliar, sedangkan investasi terendahnya US$529,58 juta pada 2012.
Adapun selama periode 2012-2022 sudah ada 14.405 proyek PMA Malaysia di Indonesia. Jumlah proyek paling banyak tercatat pada 2020, yakni 3.283 proyek, sedangkan paling sedikit 237 proyek pada 2012.