Ratusan peternak ayam melakukan aksi demo ke empat lokasi di Jakarta, Selasa (10/1). Mereka menuntut pemerintah menyerap ayam hidup atau live bird di kandang peternak.

“Kami Peternak UMKM Mandiri menuntut pemerintah menyerap live bird atau karkas 1.5 juta ekor per minggu” kata Ketua Komunitas Peternak Unggas Nasional atau KPUN, Alvino Antonio, di Jakarta, Selasa (10/1).

Dia mengatakan, harga live bird mulai turun lagi sejak Natal 2022. Saat itu harga live bird anjlok hingga Rp 15.000 /kg terutama
di wilayah Jawa Tengah, yang merupakan pusat populasi ayam ras pedaging. Anjloknya harga karkas di Jawa Tengah berdampak pada daerah lain, misalnya Jawa Barat yang harga karkasnya turun Rp 17.500 per kg.

Harga tersebut di bawah harga pokok produksi atau HPP Rp 19.500-20.500 per kg. Sementara harga ayam karkas di level konsumen harga cenderung stabil yakni Rp 33.000 – 35.000 per kg.

"Jadi Jateng ini tsunami ayam broiler yang berdampak bagi wilayah lain, terutama ayam di supply ke Jabodetabek. Penurunan harga dibawah HPP cukup lama," ujarnya.

Bersaing dengan Perusahaan Besar

Dia mengatakan, salah satu penyebab anjloknya harga ayam di kadang tersebut karena masih banyak prusaaan integrator raksasan yang melakukan budidaya dan menjual ayam hidupnya di pasar yang sama dengan peternak UMKM mandiri.

“Bahkan mereka menjual murah, namun tidak rugi karena memiliki pabrik DOC ( anak ayam ) sendiri, pakan sendiri, obat-obatan sendiri bahkan channel distribusi sendiri yang tersistem bekerjasama dengan para broker. Sedangkan kami peternak UMKM
mandiri, membeli sapronak DOC dan pakan dari mereka. Tentu dengan harga yang mahal jadi kami kalah bersaing disini, ”ujarnya.

Alvino mengatakan, harga DOC saat ini mulai mengalami penurunan yakni Rp 2.500 – 3.000 per ekor. Namun harga pakan masih tinggi yakni Rp 8.500-8.800 per kg. Padahal tahun lalu harga pakan Rp 7.500 per kg.

Harga pakan cenderung naik dengan alasan harga jagung naik. Padahal hari ini harga jagung turun dibawah Rp 5.000/kg, tapi harga pakan tidak turun.

 Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produksi daging ayam ras nasional mencapai 3,43 juta ton pada 2021. Jumlah tersebut meningkat 6,43% dibanding produksi tahun sebelumnya.

Dari jumlah produksi daging ayam ras tersebut, sebanyak 860,16 ribu ton berasal dari para peternak di Provinsi Jawa Barat. Angka tersebut porsinya mencapai 25,11% dari total produksi nasional. Angka tersebut juga merupakan yang terbesar dibandingkan dengan produksi daging ayam ras di provinsi lainnya.