Kementerian PUPR Kejar Pembangunan 61 Bendungan Hingga 2024

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Ilustrasi. Salah satu bendungan yang ditargetkan rampung tahun depan adalah Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Penulis: Nadya Zahira
Editor: Agustiyanti
12/1/2023, 08.14 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 61 bendungan  rampung hingga 2024, guna menambah  pasokan air baku dan irigasi lahan pertanian. Salah satu bendungan yang ditargetkan rampung tahun depan adalah Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air. Ini agar suplai air ke lahan pertanian, penyediaan air baku dan pengendalian banjir terjaga.

"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga adanya suplai air yang berkelanjutan dari bendungan. Petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi 2-3 kali tanam," ujarnya melalui keterangan resmi, yang dikutip pada Kamis (11/1).

Bendungan Jragung dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air. Instansi ini sebelumnya menyelesaikan pembangunan Bendungan Logung di Kabupaten Kudus dan Randugunting di Kabupaten Blora. 

Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan, Bendungan Jragung yang memiliki kapasitas tampung 90 juta m3 akan bermanfaat sebagai sumber air baku bagi wilayah Kota Semarang sebesar 500 liter per detik, Kabupaten Grobogan 250 liter per detik, dan Kabupaten Demak 250 liter per detik, serta menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.528 hektar di Kabupaten Semarang. 

"Kontrak pembangunan Bendungan Jragung ditandatangani pada akhir 2020 dan mulai konstruksi pada pertengahan 2021 setelah proses penyiapan lahan. Saat ini, progres konstruksi secara keseluruhan dari tiga paket pekerjaan sekitar 21,6% dan ditargetkan rampung pada tahun 2024," ujar Adek. 

Adek mengatakan,  percepatan pembangunan dengan metode konstruksi tengah dilaksanakan secara paralel sehingga penyelesaian pekerjaan yang satu untuk memulai pekerjaan lainnya. 

"Saat ini sudah dimulai proses timbunan tubuh bendungan (main dam) tanpa harus menunggu terowongan pengelak sungai selesai. Agar timbunan tidak tergenang air, aliran sungai dialihkan sementara dengan dibuatkan sudetan sungai," ujarnya.  

Pekerjaan Pembangunan Bendungan Jragung terdiri dari 3 paket pekerjaan dengan lingkup pekerjaan. Paket I dan II berupa pekerjaan galian dan timbunan main dam, perlindungan tebing, drilling dan grouting, sedangkan untuk Paket III meliputi pekerjaan jalan akses, yakni pengelak sungai, bangunan pelimpah (spillway),dan pekerjaan lain-lain seperti bangunan Fasilitas Umum (fasum) dan relokasi SUTET 500 kV. 

Paket I dikerjakan oleh penyedia jasa PT Waskita Karya dengan nilai kontrak Rp 806,3 miliar dengan progres fisik hingga 11 Januari 2023 mencapai 14,14%. Paket II dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT BRP (KSO) dengan nilai kontrak Rp 758 miliar dengan progres 24,97%. Paket III dikerjakan PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) senilai Rp 735,9 miliar dengan progres fisik 25,68%

Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan BBWS Pemali Juana I Gusti Ngurah Carya Andi Baskara mengatakan, Bendungan Jragung mengurangi risiko banjir area hilir sebesar 45%, potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dengan kapasitas 1.400 KW dan pengembangan destinasi wisata air serta argowisata. 

"Pada Januari 2023 sudah akan dimulai pembangunan fasum bendungan dan kantor Unit Pengelola Bendungan (UPB). Di dekat akses jalan masuk bendungan akan dibuat spot botanical garden yang terbuka untuk warga sekitar," ujarnya.

Dia mengatakan pihaknya juga  akan melibatkan komunitas atau warga sekitar untuk menanam pohon buah di area hijau bendungan sehingga warga mendapatkan manfaat lain dari keberadaan Bendungan Jragung. 

Reporter: Nadya Zahira