Perusahaan Induk Sampoerna Kucurkan Rp 137 T Kembangkan Rokok Elektrik

Dokumentasi Sampoerna
Peresmian fasilitas ekspor Sampoerna di Karawang, Kamis (12/1).
12/1/2023, 18.10 WIB

Induk Perusahaan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk atau Sampoerna,  Philip Morris International, telah mengucurkan investasi hingga US$ 9 miliar atau Rp 137 triliun untuk kembangkan produk tembakau bebas asap atau rokok elektrik. 

Pengembangan selama lebih dari satu dekade ini melibatkan 980 ilmuwan, insinyur, teknisi, dan staf pendukung, termasuk dari Indonesia.

“Melalui inovasi berbasis sains dan teknologi, induk perusahaan kami, yaitu Philip Morris International (PMI) telah mengembangkan ragam produk tembakau inovatif bebas asap tanpa proses pembakaran sebagai upaya memperkenalkan alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa,” kata Presiden Direktur PT HM Sampoerna, Vassilis Gkatzelis,  dalam acara Pelepasan Ekspor Bebas Tembakau, di Karawang, Kamis (12/1).

Pabrik Sampoerna di Karawang

Sampoerna juga melakukan peresmian fasilitas produksi dan pelepasan ekspor perdana produk tembakau bebas pada Kamis (12/1) di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas produksi pabrik tembakau bebas asap ini merupakan bagian dari investasi di Indonesia. 

Fasilitas produksi dibangun sejak akhir 2021 dan mulai beroperasi pada kuartal IV 2022. Realisasi investasi pembangunan pabrik tersebut senilai lebih dari US$ 186 juta, melebihi komitmen yang diumumkan sebelumnya. 

“Investasi jangka panjang Sampoerna yang merupakan bagian dari Philip Morris International ini merupakan bukti kepercayaan kami akan kepastian iklim investasi dan usaha di Indonesia. Saya berharap, investasi kami turut memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi dari dalam dan luar negeri,” tegas Vassilis.

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto berharap investasi Sampoerna kedepannya dapat memberikan dampak yang positif bagi usaha mikro kecil menengah atau UMKM. "Investasi ini juga diharapkan dapat memajukan kemitraan dengan petani," ujar Airlangga.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengatakan industri hasil tembakau memiliki kontribusi positif pada ekonomi nasional. Salah satunya melalui peningkatan ekspor produk hasil tembakau.    

"Kami mengapresiasi PT HM Sampoerna Tbk telah berkomitmen merealisasi investasi sebesar US$ 166,1 juta untuk produk inovatif ini., dengan kapasitas Rp 15,45 miliar batang per tahun," ujar Putu 

Dia mengatakan, ekspor tersebut berhasil melibatkan kurang lebih 500 pekerja terampil yang didukung oleh fasilitas penelitian dan pengembangan. Selain itu, Putu mengatakan bahwa industri hasil tembakau mempunyai peran yang penting di dalam peningkatan ekonomi Indonesia. Industri tembakau selama ini telah mampu bersaing dan bertahan serta berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja dan pendapatan dari bea cukai.

Melansir Global News Wire, pasar rokok elektrik global diperkirakan akan tumbuh dari $18,15 miliar pada tahun 2021 menjadi $21,63 miliar pada tahun 2022 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 19,2%. Pasar diperkirakan akan mencapai $38,53 miliar pada tahun 2026 dengan CAGR 15,5%.

Pemain utama di pasar rokok elektrik adalah Philip Morris International, MCIG Inc, Altria Group Inc, British American Tobacco plc, Japan Tobacco Inc, Imperial Tobacco Group, Njoy Inc, International Vapor Group, Reynolds American Inc, dan VMR Product.

Reporter: Nadya Zahira