Pedagang Besar Menjual Beras Bulog Hanya ke Pelanggannya

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Warga antre untuk membeli beras murah pada operasi pasar beras medium di Antapani, Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/2/2023).
Penulis: Nadya Zahira
Editor: Yuliawati
24/2/2023, 15.44 WIB

Harga beras masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), meski Badan Urusan Logistik terus melakukan operasi pasar. Salah satu penyebabnya, distribusi beras Bulog tak berjalan lancar di pasar.

Rupanya, pedagang besar memprioritaskan stok beras Bulog kepada para pelanggannya. Akibatnya, tak semua pedagang kecil mudah mendapatkan stok beras Bulog.

Berdasarkan pantauan Katadata.co.id stok beras Bulog menumpuk di Pasar Beras Induk Cipinang saat dikunjungi pada Jumat (24/2). Pedagang Beras Pasar Induk Cipinang, Syahrul, mengatakan beras Bulog memang tersedia banyak. Namun, dia hanya mengkhususkan kepada pedagang kecil yang merupakan pelanggan setianya.

Syahrul mengatakan menerapkan pola itu demi menjaga relasi dan tak mau kehilangan pelanggan tetap. Dia beralasan untuk mendapatkan pelanggan cukup sulit, apalagi mereka merupakan pembeli beras Bulog dengan jumlah yang banyak.

Dia memberikan kesempatan kepada pembeli di luar pelanggan, apabila para pelanggannya sudah mendapatkan jatahnya. “Saya kasih kalau ada barangnya, tapi kami lebih mengutamakan pelanggan tetap atau pelanggan setia,” kata Syahrul kepada Katadata.co.id saat ditemui di Pasar Beras Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (24/2).

Syahrul mengatakan rata-rata pelanggan setianya bisa membeli beras Bulog hingga mencapai 20 ton atau lebih. Akan tetapi dalam proses distribusinya dia menyalurkan secara bertahap, misalnya 3 ton per pelanggan.

Alasannya, agar semua pelanggan setianya bisa mendapatkan beras Bulog secara adil. Jika satu pelanggan dikirimkan langsung sebesar 20 ton, pelanggan tetap lainnya tidak akan mendapatkan beras tersebut.

"Kami harus bijak, misalnya mereka meminta sebanyak 20 ton, kami akan kirim secara bertahap sedikit-sedikit. Kalau langsung semua nanti pelanggan setia lainnya tidak mendapatkan beras Bulog," ujarnya.

Syahrul mengatakan dia tak mengalami kesulitan mendapatkan beras Bulog. Saat ini stok di gudangnya sangat banyak. “Barangnya ada (beras Bulog), soalnya baru datang dari tadi malam. Kita beli langsung dari Bulog. Tapi untuk harganya kita tidak bisa menyebutkan," tandasnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik atau BPS, beras merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi sebesar 2,34% pada Januari ini. Rata-rata harga beras terus naik sejak 2018.

United States Department of Agriculture atau USDA memproyeksikan produksi beras global mencapai 503,27 juta metrik ton MT pada musim 2022/2023, turun 11,78 juta MT atau 2,29% dari musim 2021/2022.

Pada musim ini Tiongkok menjadi negara penghasil beras terbesar, yaitu 147 juta MT. Adapun Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia, sekaligus nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi 34,6 juta MT pada musim 2022/2023.

Reporter: Nadya Zahira