Presiden Joko Widodo meminta impor daging kerbau dan daging sapi segera dipercepat. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga ketersediaan dan harga daging.
Total daging kerbau dan sapi yang akan diimpor sepanjang tahun ini mencapai 200.000 ton. Secara rinci, Perum Bulog akan mengimpor 100 ribu ton. Sementara itu, importasi daging sapi ditugaskan pada PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food sebanyak 100.000 ton.
"Presiden menugaskan Menteri Pertanian mempercepat rekomendasi teknis impor daging sapi, sehingga bisa lanjut persetujuan dari Menteri Perdagangan," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Kompleks Istana Merdeka, Jumat (24/2).
Arief menyampaikan proses impor tersebut akan bertahap sepanjang 2023. Menurutnya, pemesanan daging impor yang ideal adalah sekitar tiga bulan.
Badan Pangan melaporkan negara sumber impor daging kerbau adalah India. Sementara itu, pemerintah masih mengkaji negara sumber impor untuk daging sapi tahun ini.
Pada 2022, negara sumber impor daging sapi adalah Brasil. Pemilihan Negeri Samba lantaran harga daging sapi dari Australia terlampau tinggi. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh bencana banjir yang melanda Negeri Kangguru.
Arief menyebutkan harga daging di Australia berangsur turun seiring pulihnya dari bencana banjir beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, harga daging sapi di Brasil saat ini masih lebih murah 5-10% dari daging sapi di Australia.
Namun Brasil masih memiliki kekurangan karena belum bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK. Artinya, daging yang keluar dari Brasil harus memiliki sertifikat bebas PMK.
"Masih ada negara-negara alternatif untuk memasukkan produk-produk ini," kata Arief.
Daging sapi yang diimpor nantinya berbentuk hewan hidup. Menurutnya, hal tersebut penting agar dapat menggerakkan ekonomi di dalam negeri melalui usaha penggemukan sapi.