Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan telah ada beberapa investor yang tertarik berinvestasi dalam infrastruktur transportasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut Budi, mayoritas merupakan investor asing.
Investor berasal dari India, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Budi mengatakan, investor yang telah bertemu langsung dengannya adalah investor dari Korea Selatan. Budi mencatat investor asal Negeri Ginseng tersebut bahkan telah mengunjungi IKN langsung.
Salah satu peluang investasi yang dimaksud Budi adalah pembangunan dan pengoperasian Bandara VVIP Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur.
Budi mencatat lokasi bandara tersebut berjarak sekitar 10 kilometer (Km) dari Nusantara. Kendati demikian, investsi di Bandara VVIP IKN memerlukan waktu, mengingat para investor harus memeriksa efektivitas bandara VVIP tersebut.
"Kami bersama-sama dengan Kementerian PU sudah melakukan pembahasan, kami akan mencari kontraktor terbaik dan pada Mei atau Juni 2023 sudah bisa efektif ketemu kontraktornya," kata Budi di Kantor Presiden, Jumat (24/3).
Budi menilai investasi di Bandara VVIP IKN dapat dilakukan dengan dua cara, yakni langsung bergabung saat proses pembangunan atau melalui kemitraan strategis.
Akan tetapi, Budi menilai potensi investasi transportasi yang tidak kalah menarik adalah pada kendaraan elektrik atau EV. Hal tersebut disebabkan oleh mobilitas darat di Nusantara akan fokus pada EV.
"Penggunaan bus kalau bisa bus listrik, kendaran sehari-hari EV, dan sebagainya. Kalau bisa dipasok dari dalam negeri," kata Budi.
Menurut Budi, EV yang digunakan di IKN minimal memiliki kandungan lokal 50%. "Itu menjadi role of the game yang sudah digariskan presiden," kata Budi.
Terakhir, Budi mengatakan pemerintah akan membangun kereta api yang menghubungkan Nusantara, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepingan, dan Kota Balikpapan. Menurutnya, jenis kereta yang digunakan serupa dengan kereta layang yang menghubungkan terminal di Bandara Soekarno-Hatta.
Artinya, kereta tersebut tidak menggunakan rel lantaran roda yang digunakan bukan besi, tapi karet. Oleh karena itu, Budi menyampaikan kereta tersebut tidak memerlukan rel untuk bergerak.
Kapasitas maksimal per gerbong kereta tersebut ditaksir hanya 50 orang. Budi mengatakan kereta tersebut dipilih agar total penumpang per perjalanan tinggi dengan waktu antara yang rapat.
Budi menilai investasi dalam konstruksi kereta api tersebut dapat dilakukan di berbagai aspek, seperti jalur kereta hingga pengadaan kereta itu sendiri. Dengan demikian, Budi menyampaikan pembangunan kereta tersebut memerlukan dana banyak dan teknologi tinggi.
"Kami sudah merencanakan pembangunan kereta api tersebut tidak harus selsai 2024, tapi jalur trasenya sudah kami kirimkan surat ke Menteri PUPR," kata Budi.
Budi mencatat trase kereta api tersebut berada di samping jalan tol yang menghubungkan Balikpapan, Bandara Sepinggan, dan Nusantara. Lokasi tersebut dipilih untuk menghindari pembebasan tanah.
Budi menyebutkan sisa tanah yang diperlukan untuk pembangunan kereta api tersebut tinggal 10-15 Km yang berada di Kota Balikpapan. Adapun, total jalur kereta api tersebut mencapai 40 Km.
"Untuk menghindari penumpukan prasarana transportasi, kereta api itu tidak langsung dari airport ke IKN tapi masuk ke Balikpapan dili setelah itu keluar menuju IKN," kata Budi.