Perum Bulog mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional untuk impor beras sebanyak 2 juta ton tahun ini. Putusan tersebut merupakan hasil rapat dengan Presiden Joko Widodo.
Informasi tersebut termuat dalam Surat Penugasan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi kepada Perum Bulog yang dirilis pada 24 Maret 2023.
"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah dari luar negeri, yaitu sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023," tulis Arief dalam suratnya, dikutip Senin (27/3).
Berikut 5 Fakta mengenai impor beras:
1. Tahap Pertama 500.000 Ton
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal membenarkan adanya penugasan impor beras tersebut. Tahap pertama impor beras akan dilakukan sebanyak 500.000 ton.
"Benar, impor tersebut akan dilakukan. 2 juta untuk satu tahun, bertahap, tahap pertama 500 ribu ton," ujarnya saat dihubungi, Selasa(28/3).
2. Harga Beras Melambung di Tengah Panen Raya
Berdasarkan data hargapangan.id, rata-rata harga beras nasional mencapai Rp 13.400 per kg. Harga tersebut jauh lebih tinggi di atas harga eceran tertinggi terbaru sebesar Rp 10.900 per kg.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan harga beras belum menunjukkan tren penurunan lantaran stoknya menipis. Padahal panen raya telah dimulai sejak pertengahan Maret 2023.
Kenaikan beras juga dipicu oleh peningkatan permintaan saat Ramadan dan jelang Idul Fitri.
"Beras ini belum berhasil kita turunkan sampai hari ini. Bahkan cenderung bisa naik, dan naiknya ini gak sedikit sudah lebih dari Rp 1.000. Walaupun data, menunjukan katanya kita surplusnya banyak," ujarnya saat Rapat Kerja Dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Rabu (15/3).
Harga beras di Indonesia terus naik sejak Agustus 2022 sampai awal tahun ini. bahkan mencetak rekor tertinggi dalam lima tahun.
3. Impor Beras dari India, Pakistan, Myanmar, Vietnam, dan Thailand
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, untuk izin impor beras tersebut belum keluar. Namun demikian, dia memprediksiu negara yang akan mengimpor beras pada tahun ini berasal dari India, Pakistan, Myanmar, Vietnam, dan Thailand.
"Ini dari beberapa negara, karena beras yang akan diimpor sebanyak 2 juta ton pada tahun ini bukan angka yang mudah untuk dipenuhi oleh satu negara," ujar Arief dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (27/3).
4. Penuhi Kebutuhan CBP
Arief mengatakan, tujuan impor beras ini yaitu untuk memenuhi cadangan beras pemerintah atau CBP yang dikelola oleh Bulog.
Apalagi pada tahun ini terdapat program bansos beras untuk 21,353 juta masyarakat berpendapatan rendah. Di mana masing-masing per penerima manfaat mendapatkan 10 kilogram beras dari Maret-Mei 2023.
"Jadi banyak kegiatan pemerintah yang harus dikerjakan seperti bansos pangan. Impor beras ini tidak ada kaitannya dengan kinerja pemerintah yang lain. Jadi Bapanas mengutamakan ketersedian," ujarnya.
5. Surplus Beras Terus Berkurang
Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia atau Perpadi, Sutarto Alimoeso, mengatakan salah satu penyebab pemerintah perlu impor beras karena surplus beras di Indonesia terus menurun. Dia mengatakan, surplus beras tahun lalu mencapai 1,3 juta ton.
Surplus itu turun dari 2021 yang mencapai 1,4 juta ton. Dia mengatakan, surplus beras di tingkat petani pada tahun lalu hanya mencapai tiga bulan. Sementara sembilan bulan lainnya mengalami defisit. Hal itu juga kemungkinan kembali terjadi pada tahun ini jika merunut perkiraan Badan Pusat Statistik atau BPS.
"Kemudian kalau kita melihat angka BPS tahun ini dari Januari-April ternyata memang kita surplus nya tiga bulan, tetapi surplusnya itu lebih kecil bila dibanding dengan tahun lalu pada bulan yang sama," ujarnya.
Sutarto mengatakan, surplus beras Januari-April 2022 kurang lebih sebanyak 3,6 juta ton. Sedangkan untuk surplus beras Januari-April 2023 diperkirakan hanya sebanyak 3,22 juta ton.
"Jadi jelas ada penurunan yang jauh dari surplus tahun lalu dan tahun ini," kata dia.