Batik Air Minta Maaf Karena AC Pesawat dan Lampu Mati Saat Penerbangan

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Sejumlah armada pesawat Lion Air Group terparkir di Apron Terminal 1 C Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (30/4/2020). Lion Air Group yang terdiri dari Batik Air, Lion Air dan Wings Air dengan perizinan khusus (exemption flight) dari Kementerian Perhubungan akan kembali melayani penerbangan domestik yang rencananya dimulai pada hari Minggu (3/5/2020) untuk melayani pebisnis, angkutan kargo, perjalanann bagi pemimpin lembaga tinggi negara RI, serta tamu negara.
13/4/2023, 09.25 WIB

Batik Air member of Lion Air Group menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyaman yang terjadi kepada penumpang penerbangan nomor ID-7283 rute Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia (KUL) tujuan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang (CGK) pada Senin (10/ 04). Hal itu menanggapi keluhan penumpang yang menyebutkan AC kurang dingin dan lampu sempat padam.

Corporate Communications Strategic of Batik air, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan Pesawat lepas landas pukul 18:32 waktu setempat dan mendarat di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pukul 19:19 WIB. Di tengah penerbangan, penumpang mengeluhkan kondisi temperatur pesawat dan lampu yang mati.

Menurut Danang, pesawat kurang terasa dingin dan lampu sempat padam seketika disebabkan oleh Ground Power Unit atau GPU yang tidak bekerja secara maksimal atau ground power issue.

"Batik Air menjelaskan kepada tamu dengan menginformasikan secara jelas dan transparan tentang situasi tersebut, serta memberikan solusi alternatif yang sesuai," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (13/3).

Ground power issue adalah gangguan yang terjadi pada pasokan daya listrik yang diberikan pada pesawat melalui GPU saat pesawat sedang parkir di darat. Kendala dapat berupa ketidakmampuan GPU memberikan pasokan listrik yang cukup pada pesawat, atau terjadi indikasi kegagalan pada sistem kelistrikan yang menyebabkan pasokan daya listrik terganggu.

GPU Disediakan Pihak Ketiga

Danang mengatakan, GPU disediakan oleh pihak ketiga atau mitra ground handling yang bekerja sama dengan Batik Air di Kuala Lumpur.

Ground Power Unit merupakan peralatan yang terpisah dari pesawat dan berfungsi sebagai pemasok kelistrikan dari luar pada pesawat. GPU biasanya terletak di area parkir pesawat dan dihubungkan ke pesawat dengan menggunakan kabel listrik yang terpasang di konektor pada pesawat.

Dengan menggunakan GPU, pesawat mendapatkan pasokan daya listrik yang dibutuhkan untuk menghidupkan sistem-sistem listrik di dalam pesawat, seperti sistem penerangan, pendingin udara, sistem avionik dan lain sebagainya.

Menurut Danang, GPU dikendalikan oleh operator ground handling dan bukan oleh awak pesawat. Operator ground handling bertanggung jawab untuk memastikan bahwa GPU berfungsi dengan baik dan pasokan daya listrik yang disediakan sesuai dengan kebutuhan pesawat.

Oleh karena itu, terdapat komunikasi yang baik antara operator ground handling dan awak pesawat untuk memastikan bahwa pasokan daya listrik yang disediakan oleh GPU memenuhi standar keamanan dan keselamatan yang diperlukan untuk mengoperasikan pesawat dengan aman dan efisien.

Pesawat Boeing Diklaim Dalam Kondisi Prima

Danang mengatakan, pesawat Boeing 737-800NG registrasi PK-LBS dalam kondisi prima, laik dan aman dioperasikan. Kendala yang terjadi pada ketidakmaksimalan kinerja GPU telah diatasi dengan segera dan tidak mempengaruhi keselamatan penerbangan.

Batik Air dan mitra ground handling memastikan kondisi GPU supply electrical bekerja dengan baik dalam memastikan keandalan pasokan daya listrik pada pesawat saat parkir di darat.

Adapun langkah yang dilakukan:

  • Mempercepat proses penanganan. Batik Air dan mitra ground handling segera memberikan perhatian dan respon yang cepat dalam menangani masalah yang terjadi pada GPU sehingga pesawat dapat segera beroperasi secara normal.
  • Tim teknisi memeriksa dan mengevaluasi masalah pada GPU dan melakukan perbaikan atau penggantian peralatan yang rusak atau bermasalah, sehingga memastikan pesawat dapat beroperasi optimal menurut standar operasional prosedur (SOP) ketika di bandar udara.

Laporan Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) mencatat, jumlah penerbangan pesawat domestik mencapai 33,36 juta penumpang pada 2021. Lion Air tercatat sebagai maskapai yang memiliki pangsa pasar penerbangan domestik terbesar sepanjang tahun lalu. Persentasenya 29,7% alias mencapai 9,89 juta penumpang.

Citilink menempati peringkat kedua dengan pangsa pasar penerbangan domestik 22,6% atau sebanyak 7,52 juta penumpang. Kemudian, Batik Air berada di peringkat ketiga dengan pangsa pasar penerbangan domestik 21,8% (7,26 juta penumpang).