Pabrik Komponen Baterai BASF di Weda Bay Ditargetkan Rampung 2023

123rf.com/udo72
Produsen bahan kimia asal Jerman, BASF.
18/4/2023, 14.08 WIB

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengumumkan pabrik hasil investasi asal Jerman dan Perancis akan beroperasi pada semester II-2023. Pabrik tersebut akan memproduksi salah satu bahan baku baterai kendaraan listrik, yakni prekursor.

Sebagai informasi, prekursor merupakan komponen inti dari sel baterai kendaraan listrik. Adapun, baterai kendaraan listrik terdiri dari ratusan hingga ribuan sel baterai kendaraan listrik.

Pabrik tersebut merupakan investasi dari perusahaan kimia asal Jerman Badische Anilin und Soda Fabrik (BASF) dan perusahaan pertambangan asal Perancis Eramet. Keduanya akan membangun pabrik yang telah terintegrasi dengan tambang nikel di Weda Bay, Maluku Utara.

"Investasinya kurang lebih US$ 2,6 miliar dan kami targetkan semester dua awal ini sudah bisa berjalan," kata Bahlil dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Selasa (18/4).

Bahlil menyampaikan Presiden Joko Widodo telah menemui perwakilan dari BASF dan Eramet saat mengunjungi Hannover, Jerman. Seperti diketahui, tujuan utama kunjungan Kepala Negara ke Jerman adalah menghadiri pameran industri terbesar di dunia, Hannover Messe.

Selain itu, Bahlil melaporkan Presiden Widodo telah bertemu dengan perwakilan dari Volkswagen. Raksasa otomotif itu berminat menanamkan dananya di dalam negeri terkait ekosistem baterai EV.

Bahlil menghitung investasi yang ditanamkan oleh Volkswagen sekitar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 29,5 triliun. Artinya, total investasi dari VW, BASF, dan Eramet mencapai US$ 4,6 miliar atau sekitar Rp 67,9 triliun.

Volkswagen akan menanamkan uangnya di tiga lokasi dengan mitra yang berbeda, yakni PT Vale Indonesia Tbk, PT Merdeka Copper Gold Tbk, dan BASF. Menurut Bahlil, kerja sama tersebut untuk mengantisipasi perang dagang antara beberapa negara besar pada masa depan.

"Presiden mengarahkan kami harus melayani semua investasi. Kita harus menganut ekonomi bebas aktif juga," ujarnya.

Sebelumnya, CEO BASF Martin Brudermüller menyampaikan apresiasinya terhadap keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan performa pertumbuhan ekonomi. Ia juga berterima kasih atas dukungan yang diberikan Kementerian Investasi sehingga proses perizinan investasi BASF lancar.

Martin menegaskan bahwa kesepakatannya dengan Eramet sudah memasuki tahap akhir dan akan segera direalisasikan. “Kami ingin menyampaikan bahwa kesepakatan kami dengan Eramet sudah pada tahap final, kemungkinan keputusan kami akan diambil pada semester I 2023 ini," ujarnya.

BASF akan merealisasikan investasi senilai kurang lebih €2,4 miliar atau Rp 44 triliun. Investasi ini diperkirakan mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara langsung sebanyak 1.000 orang. Martin mengatakan, BASF juga berencana untuk investasi lebih lanjut.

Proyek Sonic Bay diperkirakan akan meraup nilai investasi hingga US$ 2,2 – 2,6 miliar atau Rp 33 triliun dan kapasitas produksi sebesar 67 ribu ton nikel/tahun dan 7,5 ribu ton kobalt/tahun. Rencana investasi tindak lanjut BASF sendiri bertujuan untuk memproduksi MHP menjadi prekursor baterai listrik.

Reporter: Andi M. Arief