Harga minyak goreng dan telur merangkak naik jelang lebaran 2023. Kenaikan harga tersbeut diperkirakan masih berlangsung hingga mendekati lebaran.
Salah satu pedagang sembako Pasar Tradisional Pondok Labu, Muhammad Anhar, mengatakan harga minyak goreng kemasan kualitas premium saat ini mencapai Rp 22.000 per kilogram atau Kg. Harga tersebut naik jika dibandingkan pada pekan lalu yang hanya mencapai Rp 20.000 per kg.
Anhar menuturkan, kenaikan tersebut sudah terjadi sejak satu pekan yang lalu. Menurutnya, kenaikan harga tersebut karena jelang memasuki Lebaran Idul Fitri 2023. Pasalnya, setiap tahun harga barang pokok akan naik saat mendekati Lebaran.
"Setiap tahunnya kalau mendekati Lebaran Idul Fitri pasti semua bahan pokok pasti naik, bukan hanya minyak saja. Minyak diprediksi H-3 Lebaran akan naik lagi menjadi Rp 24.0000 - Rp 26.000 per kg," ujarnya, Selasa (18/4).
Namun demikian, dia mengatakan, stok minyak goreng kemasan bermerek masih melimpah dan tidak sesulit seperti mendapatkan Minyakita. Meski harganya terbilang mahal, minyak goreng bermerek kemasan khususnya premium masih banyak diminati masyarakat karena memiliki kualitas yang bagus.
"Stoknya masih banyak di produsen, kami mendapatkannya tidak susah, tidak seperti Minyakita, harganya naik benar-benar karena mau Lebaran," ujarnya.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional atau PIHPS, harga minyak goreng kemasan bermerek I mencapai Rp 21.750 per kg pada Selasa (18/4). Harga minyak tersebut naik tipis dibandingkan pada Senin (17/4) yang mencapai Rp 21.700 per kg.
Sementara rata-rata nasional harga minyak goreng kemasan bermerek II mencapai Rp 20.250. Angka tersebut juga naik tipis dibandingkan pada awal April yang mencapai Rp 20.050 per kg.
Adapun rata-rata harga minyak goreng tertinggi terdapat di Gorontalo yang mencapai Rp 25.500 per kg. Sementara untuk harga minyak goreng terendah berada di Kepulauan Riau yang hanya mencapai Rp 16.700 per kg. Rata-rata harga minyak goreng di DKI Jakarta sebesar Rp 19.200 per kg.
Harga Telur Ayam
Tak hanya minyak goreng, harga telur ayam juga merangkak naik. Anhar mengatakan, telur ayam di Pasar Tradisional Pondok Labu saat ini mencapai Rp 30.000 per kg. Harga tersebut naik jika dibandingkan pekan lalu, yang hanya mencapai Rp 28.000 per kg.
"Telur ayam naiknya sejak satu minggu yang lalu, kenaikan harga terjadi karena jelang Lebaran Idul Fitri juga, kan yang membeli banyak jadi harga naik" ujar Anhar.
Dia mengatakan, tren pembelian telur ayam pada Ramadan tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Bahkan, tahun ini jumlah pembelinya hampir mendekati jumlah sebelum pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Nasional yang dikeluarkan Bank Indonesia, rata-rata nasional harga telur ayam ras segar mencapai Rp 29.850 per kg pada Selasa (18/4).
Harga telur tersebut naik dibandingkan rata-rata nasional harga telur ayam ras segar pada 17 April 2023 yang mencapai Rp 29.600 per kg. Namun demikian, harga telur itu masih lebih rendah dibandingkan rekor tertinggi tahun lalu senilai Rp 31.550 per kg pada 30 Agustus 2022.
Adapun rata-rata harga telur ayam ras segar tertinggi berada di Papua yang mencapai Rp 37.350 per kg. Sedangkan rata-rata harga ayam ras segar terendah berada di Sulawesi Selatan yang mencapai Rp 25.550 per kg. Sementara rata-rata harga telur ayam ras segar di DKI Jakarta mencapai Rp 27.650 per kg.
Produksi telur ayam ras petelur di Indonesia konsisten meningkat tiap tahun selama periode 2017-2021.
Menurut laporan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021, produksi telur ayam ras tahun 2017 tercatat sebesar 4,63 juta ton.
Kemudian produksinya meningkat 1,19% menjadi 4,68 juta ton pada 2018, dilanjutkan naik 1,4% menjadi 4,75 juta ton pada 2019. Tren peningkatan terus berlanjut seperti terlihat pada grafik, hingga produksinya mencapai 5,15 juta ton pada 2021.