Makin Meroket, Harga Beras Medium di Jakarta Tembus Rp 15.000 per Kg

ANTARA FOTO/Rahmad/rwa.
Warga membeli beras di pusat grosir penjualan beras untuk zakat fitrah, Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Selasa (11/4//2023). Meningkatnya permintaan beras untuk kebutuhan zakat fitrah menyebabkan harga beras premium berbagai merek naik 20 hingga 30 persen dari Rp140 ribu per karung naik Rp170 ribu hingga Rp180 ribu per karung.
26/4/2023, 15.23 WIB

Harga beras medium di Jakarta makin meroket hingga menembus Rp 15.000 per kilogram (kg) pada Rabu (26/4). Angka tersebut jauh lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi atau HET yang baru saja dinaikkan pemerintah menjadi sebesar Rp 10.900 per kg.  

Pedagang Beras di Pasar Tradisional Pondok Labu, Jakarta Selatan, Ahmad, mengatakan masih tingginya harga beras medium karena stok di produsen sedang menipis. Di sisi lain, Cadangan Beras Pemerintah atau CBP yang dikelola Bulog juga sedang kritis.

"Stoknya dari produsen beras sedang menipis, padahal sedang musim panen raya," ujar Ahmad kepada Katadata.co.id, saat ditemui di Pasar Tradisional Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (26/4).

Ahmad memprediksi kenaikan harga beras medium akan semakin naik jika stok beras di produsen tidak berlimpah. Oleh sebab itu, dia berharap bulog dapat memasok breas ke pasar sehingga harga beras tidak semakin naik.

Beras Premium

Sementara itu harga beras premium saat ini mencapai Rp 17.500 per kg. Angka tersebut naik dibandingkan pada pekan lalu yang hanya mencapai Rp 15.500 per kg. 

Berbeda dengan beras medium, Ahmad mengatakan,  stok beras premium sebenarnya aman dan tersedia. Dia menduga kenaikan harga beras premium tersebut terjadi karena curah hujan  tinggi sehingga kualitas beras menurun.

Sedangkan untuk harga beras kualitas bawah saat ini mencapai Rp 13.000 per kg. Angka tersebut naik tipis dibandingkan pada pekan lalu yang hanya mencapai Rp 12.000 per kg.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Indonesia cenderung menurun dalam satu dekade terakhir. Pada 2012 volume produksi padi nasional mampu mencapai 69,05 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlahnya kemudian sempat meningkat hingga mencapai 81,07 juta ton GKG pada 2017.

Namun, mulai 2018 produksi padi anjlok menjadi 59,02 juta ton GKG, dan kembali menurun pada 2019 menjadi 54,6 juta ton GKG. Pada 2020 produksinya naik tipis menjadi 54,64 juta GKG, tapi turun lagi menjadi 54,41 juta ton GKG pada 2021.

Teranyar, produksi padi pada 2022 mencapai 54,74 juta ton GKG. Capaian ini naik tipis dibanding tahun sebelumnya, tapi jauh lebih rendah dibanding sedekade lalu seperti terlihat pada grafik.

Reporter: Nadya Zahira