Grup Asian Agri, Apical, dan KAO mendorong petani kelapa sawit swadaya mendapatkan sertifikasi RSPO melalui program Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment (SMILE).
Dalam kunjungan ke para petani swadaya di Kecamatan Lubuk Batu, Kabupaten Indragiri Hulu, para inisiator SMILE menggelar diskusi untuk mengakomodir aspirasi para petani.
Bremen Yong, Director of Sustainability Apical mengatakan program SMILE sudah dimualo sejak 2020 dengan melibatkan 3.018 petani. Dari jumlah tersebut, sebanyak 390 petani akhirnya mendapatkan sertifikasi RSPO. Tahun ini, SMILE akan tiga Koperasi Unit Desa (KUD) baru, dengan partisipasi dari sekitar 1.105 petani di Sumatera Utara dan Jambi.
"Kami bangga dengan dampak positif program SMILE terhadap penghidupan petani dan komunitas tempat mereka tinggal," katanya, Selasa (9/5).
Melalui program SMILE, para petani akan mendapatkan dukungan untuk memenuhi persyaratan sertifikasi RSPO. Ini melalui dukungan prosedur yang diperlukan untuk sertifikasi peningkatan kapasitas dan pelatihan kelompok petani. Bremen mengatatakan upaya sertifikasi akan meningkatkan produktivitas.
Salah satu aspek pentingnya berupa penerapan ketertelusuran dan pemantauan Tandan Buah Segar (TBS) dengan melakukan pemetaan poligon perkebunan rakyat. Pada gilirannya akan menjamin serapan TBS petani dengan harga premium.
Bremen mengatakan setiap program dirancang untuk membantu petani swadaya mengatasi hambatan dengan menurunkan biaya setidaknya 30%. Minyak sawit berkelanjutan yang diproduksi oleh petani yang berpartisipasi dalam program ini akan dijual dengan harga premium.
Nobuyoshi Yamaguchi, Vice President of Procurement KAO mengatakan program SMILE selaras dengan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan inklusivitas. "Kami berjanji akan membeli kredit RSPO dari petani program SMILE," katanya.
Sementara itu, Guntur Cahyo Prabowo, Acting Head Smallholders Programme RSPO, mengatakan tanggung jawab bersama dalam praktik perkebunan berkelanjutan penting untuk dilakukan. “Inilah sebabnya RSPO telah bekerja sama dengan mitra kami, baik di daerah penghasil minyak sawit maupun konsumen kelapa sawit, untuk menjaga kolaborasi seinklusif mungkin," katanya.
Guntur mengatakan RSPO telah mengembangkan standar tambahan dan terpisah, yang secara eksklusif berlaku untuk petani swadaya. Tindakan kolektif harus diambil untuk menutup kesenjangan antara pasokan dan permintaan minyak sawit bersertifikasi RSPO.
Petani kelapa sawit dianggap menjadi bagian penting bagi industri karena mereka memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total produksi minyak sawit Indonesia. Namun, mereka menghadapi tantangan yang signifikan untuk meningkatkan produksi minyak sawit sambil menjunjung tinggi kriteria keberlanjutan yang ketat.