Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea Y. M. Jang Young Jin pada Selasa (9/5). Pertemuan ini membahas tentang potensi kerja sama di teknologi tingkat tinggi dan inovasi, termasuk kendaraan listrik.
Luhut mengatakan, kerja sama tersebut mengenai dukungan ekosistem kendaraan listrik dan baterai lithium. Saat ini, Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan Hyundai Motor.
Dia berharap agar perusahaan Korea dapat meningkatkan investasi di sektor kendaraan listrik. Hal itu khususnya untuk precursor dan katoda
“Nantinya, kita akan mampu mengekspor kendaraan yang diproduksi di Indonesia ke negara ASEAN, Australia, Afrika, dan semua negara setir kanan di dunia,” ujar Luhut.
Laporan International Energy Agency menunjukkan, jumlah mobil listrik tipe Fuel-Cell Electric Vehicle atau FCEV global mencapai lebih dari 72.000 unit pada 2022. Jumlah itu meningkat 40% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Adapun FCEV alias kendaraan bebas emisi ini menggunakan hidrogen sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik dari sistem sel bahan bakarnya.
Berdasarkan negaranya, IEA mengatakan, Korea Selatan menguasai lebih dari setengah mobil listrik berbahan bakar hidgrogen secara global pada 2022. Tercatat, sekitar 35.000 unit mobil FCEV pada tahun lalu diproduksi dari Negeri Gingseng, atau kontribusi 41% terhadap angka global.
“Hal ini sebagian dapat dikaitkan dengan lanskap kebijakan yang mendukung produksi dan penjualan FCEV, yang juga menjadikan Hyundai sebagai pembuat mobil FCEV teratas,” ujar IEA dalam laporan Global EV Outlook 2023.
Keuangan Hingga Kesehatan
Selain kendaraan listrik, pertemuan Luhut dan Jang Young Jin juga membahas potensi investasi di bidang Kesehatan dan bioteknologi. Beberapa pengembangan yang bisa dilakukan, antara lain untuk pelatihan pakar, new medicine co-developing, essential medicine product cooperation, dan inaugurasi rumah sakit internasional RS Ngoerah Bali dengan Sun Medical.
Pertemuan juga membahas kerja sama perbankan, asuransi, dan finansial. “Sebelumnya saya sudah bertemu dengan FSS Governor, Pak Lee Bokhyun. Beliau mendukung kerja sama dengan Indonesia, seperti dengan KB Financial Group, Hana Finansial Group, Mirae Asset, Woori Bank dan lainnya,” tutur Luhut.
Terakhir, dibahas juga mengenai kerja sama di bidang rumput laut dan perikanan. Luhut ingin agar dibuat satu paket lokasi untuk kerja sama yang fokus untuk pengembangan rumput laut dan perikanan.
“Sebagai negara yang kaya akan sumber daya maritim, kami sungguh berharap Korea dapat membuka pasar untuk produk perikanan dari Indonesia,” kata Luhut.
Luhut menyebutkan bahwa industri rumput laut menjadi sangat potensial untuk dikembangkan, bahkan bisa menjadi pengganti minyak dan bahan baku plastik. “Saya berharap kita dapat membuat tim gabungan untuk langsung melihat potensi rumput laut ini. Kita dapat bersama-sama berkunjung ke Buleleng, Bali pada Juli nanti,” katanya.
Wakil Menteri Y. M. Jang Young Jin menerima dengan baik masukan dari Luhut. Nantinya seluruh potensi kerja sama yang disampaikan akan diteruskan ke pihak terkait untuk ditindaklanjuti. Pertemuan lanjutan pun rencananya akan dilaksanakan dua bulan mendatang.