Gaet Investasi Baterai dari Korsel, Pemerintah Siapkan Insentif Fiskal

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.
Pemudik mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PT PLN (Persero) di 'Rest Area' KM 130A Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Indramayu, Jawa Barat, Minggu (16/4/2023).
16/5/2023, 16.47 WIB

Pemerintah Indonesia menyiapkan sejumlah insentif menarik demi menggaet investasi dari Korea Selatan di sektor ekosistem baterai kendaraan listrik.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tidak akan segan-segan menawarkan insentif fiskal kepada para investor Korea Selatan (Korsel).

“Insentif yang kita kasih bisa berbentuk tax holiday, tax allowance ataupun pengurangan PPN yang bisa ditanggung oleh negara,” katanya, Selasa (16/5).

Menurut Bahlil, Presiden Jokowi dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol juga sudah bertemu dan berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. “Kedua kepala negara ini punya komitmen yang kuat untuk membangun sinergitas pembangunan ekosistem baterai,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan juga sudah bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea Y. M. Jang Young Jin pada Selasa (9/5). 

Pertemuan ini membahas tentang potensi kerja sama di teknologi tingkat tinggi dan inovasi, termasuk kendaraan listrik. Luhut mengatakan, kerja sama tersebut mengenai dukungan ekosistem kendaraan listrik dan baterai lithium. Saat ini, Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan Hyundai Motor. Dia berharap agar perusahaan Korea dapat meningkatkan investasi di sektor kendaraan listrik. Hal itu khususnya untuk precursor dan katoda

“Nantinya, kita akan mampu mengekspor kendaraan yang diproduksi di Indonesia ke negara ASEAN, Australia, Afrika, dan semua negara setir kanan di dunia,” ujar Luhut.

Laporan International Energy Agency menunjukkan, jumlah mobil listrik tipe Fuel-Cell Electric Vehicle atau FCEV global mencapai lebih dari 72.000 unit pada 2022. Jumlah itu meningkat 40% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). 

Adapun FCEV alias kendaraan bebas emisi ini menggunakan hidrogen sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik dari sistem sel bahan bakarnya. Berdasarkan negaranya, IEA mengatakan, Korea Selatan menguasai lebih dari setengah mobil listrik berbahan bakar hidrogen secara global pada 2022. Tercatat, sekitar 35.000 unit mobil FCEV pada tahun lalu diproduksi dari Negeri Gingseng, atau kontribusi 41% terhadap angka global.

Reporter: Rezza Aji Pratama