Produsen baterai asal Cina, Tianneng Group berencana membangun fasilitas daur ulang baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Vice President of Tianneng Group, Jack Yang mengatakan rencana ini dilakukan untuk mendukung keberlanjutan ekosistem energi hijau di Indonesia. Perusahaan yang berkantor pusat di Zhejiang ini memiliki tiga sektor utama bisnis yaitu sistem baterai energi baru (new energy battery systems), resource recycling, dan modern service industry.
"Rencana ini akan mendorong pertukaran ekonomi dan sosial antara Tiongkok dan Indonesia," katanya, dalam keterangan resmi, Selasa (23/5).
Yang mengatakan Tianneng Group telah memiliki sekitar 17 basis produksi di 7 provinsi di Cina yang dilengkapi dengan fasilitas riset baterai dan tenaga terbarukan. Tianneng Group memiliki 130 anak perusahaan yang didukung oleh 30.000 karyawan.
Di negara asalnya, perusahaan ini juga telah memiliki lima fasilitas daur ulang baterai berkapasitas 120.000 ton per tahun untuk baterai lithium. Selain itu ada juga fasilitas daur ulang lead-acid battery berkapasitas 1 juta ton per tahun.
"Ekspansi Tianneng Group di Indonesia tentunya tidak hanya sebatas sebagai produsen baterai saja, namun kami akan membuka peluang kerjasama dengan industri lokal Indonesia dalam hal memperkuat jaringan distribusi untuk produk baterai SLA, lithium-ion dan sodium-ion," katanya.
Tianneng Group telah memiliki lima wilayah perdagangan internasional utama yaitu Asia-Pasifik, Timur Tengah dan Afrika, Amerika, Eropa, dan India, kini telah menjual produknya hingga lebih dari 100 negara.
Pemerintah Indonesia memang tengah giat menarik investasi asing di sektor ekosistem kendaraan listrik, termasuk produksi baterai. Pekan lalu, Presiden Joko Widodo juga telah bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol untuk membicarakan peluang investasi baterai kendaraan listrik.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tidak akan segan-segan menawarkan insentif fiskal kepada para investor Korea Selatan (Korsel).
“Insentif yang kita kasih bisa berbentuk tax holiday, tax allowance ataupun pengurangan PPN yang bisa ditanggung oleh negara,” katanya, Selasa (16/5).