Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan 150.000 unit motor konvensional dapat dikonversi menjadi mobil listrik di 2024.
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, EBT dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Senda Hurmuzan Kanan mengatakan tahun ini target konversi sebanyak 50.000 unit. Guna mendorong hal tersebut, dibutuhkan investor untuk menyediakan fasilitas penukaran baterai motor listrik.
“Kami sedang mencari investor yang berkenan menjadi operator swap baterai. Jadi tidak perlu beli baterai, cukup tukar saja,” katanya.
Senda mengatakan baterai motor listrik saat ini memang masih cukup mahal. Porsinya bisa 40%-50% dari biaya kendaraan. Jika ada fasilitas penukaran baterai, hal tersebut akan meringankan biaya perawatan kendaraan listrik.
Dari sisi regulasi, pemerintah juga sudah menerbitkan aturan untuk mempercepat konversi. Salah satunya Peraturan Menteri ESDM No.3/2023 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah dalam Program Konversi.
Selain regulasi, Pemerintah juga memberikan bantuan biaya konversi sepeda motor listrik sebanyak Rp 7 juta per unit Pemberian subsidi ini dilaksanakan oleh Kementerian ESDM kepada bengkel konversi berdasarkan hasil verifikasi. Saat ini telah tersedia sebanyak 24 bengkel konversi bersertifikat Kementerian Perhubungan.
Lebih lanjut Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan Sripeni Inten Cahyani mengatakan Presiden juga sudah mengeluarkan instruksi agar instansi pemerintah pusat dan daerah menggunakan kendaraan listrik.
Ia menyebut konversi kendaraan listrik sebagai salah satu upaya untuk mempercepat terwujudnya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). “Pemerintah berharap program konversi ini akan memberikan manfaat untuk masyarakat, utamanya penghematan biaya bahan bakar dan udara yang lebih bersih,” katanya.
Sementara itu, salah satu bengkel konversi yakni Elders Garage, mengaku masih menyesuaikan komponen dan suku cadang dengan spesifikasi onderdil yang ditetapkan oleh pemerintah. Direktur Utama Elders Garage, Heret Frasthio mengatakan bengkelnya sejauh ini belum menerima pengajuan konversi motor listrik meski Elders Garage masuk ke dalam daftar enam bengkel pelaksana konversi yang direkomendasikan oleh Kementerian ESDM.
Ia menyebut masih fokus melayani jasa konversi non subsidi, terutama pada sektor pasar kendaraan motor lawas macam Honda Grand, Astrea Prima hingga Vespa.
"Produk-produk yang kami siapkan saat ini masih belum kompatibel dengan persyaratan untuk kebutuhan subsidi konversi," kata Heret saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Selasa (30/5).
Heret menjelaskan ia juga masih mengurus akses untuk memperoleh baterai Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menjadi persyaratan untuk konversi motor listrik subsidi. Pemerintah menentukan baterai motor listrik subsidi dengan tipe 72 Volt 20 AH. Spesifikasi itu berbeda dari baterai milik Elders Garage yang memiliki nominal voltase 70 Volt 24 AH.
"Kami masih terkendala untuk bagaimana mendapatkan standar SNI-nya. Kami juga masih mengupayakan TKDN 40% untuk setiap konversi," ujarnya.
Heret mengatakan sejauh ini pihaknya telah berhasil mengubah 200 motor BBM menjadi motor listrik sejak 2021 dengan tarif non subsidi. Adapun besaran jasa konversi motor jenis Honda Grand dan Astrea Prima yang ditawarkan oleh Elders Garage berada di kisaran Rp 14,8 juta, plus ongkos pasang sebesar Rp 1 juta. Sedangkan biaya konversi Vespa berada di rentang Rp 18,5 juta hingga Rp 35 juta dengan ongkos pasang Rp 1,5 juta.