Kementerian Perdagangan atau Kemendag akan mengimpor beras sebanyak 1 juta ton dari India. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak El Nino atau cuaca ekstrem.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan Kemendag sudah menandatangani Momerandum of Understanding atau nota kesepahamanan dengan India terkait pembelian 1 juta ton beras. Impor beras dilakukan jika stok di Indonesia berkurang.
"Jika sewaktu-waktu butuh, kita bisa beli. Kita sudah pesan 1 juta ton," ujar Zulhas.
Dia mengatakan, impor beras memang bukan kebijakan yang populer. Namun demikian, stok beras di masyarakat harus mencukupi. Jika stok menipis karena El Nino, maka harga beras pun akan mahal.
Impor Kemendag di Luar Penugasan Bulog
Sebelumnya, pemerintah juga telah menugaskan Bulog untuk impor beras 2 juta ton. Menurut Zulhas, impor beras yang dilakukan Kemendag sebanyak satu juta ton ini di luar dari penugasan Bulog.
"Iya, ini diluar dari impor itu. Ini baru MoU untuk harga tetap. Barang ada, tapi belum kita beli. Kalau butuh bisa beli. Barangnya sudah ada," kata dia.
Perum Bulog mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas untuk mengimpor 2 juta ton beras sampai akhir Desember 2023. Impor bertujuan guna memenuhi cadangan beras pemerintah.
Informasi tersebut termuat dalam Surat Penugasan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi kepada Perum Bulog yang dirilis pada 24 Maret 2023. Putusan tersebut merupakan hasil rapat dengan Presiden Joko Widodo
"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah dari luar negeri, yaitu sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Pengadaan 500 ribu ton pertama dilaksanakan secepatnya," tulis Arief dalam suratnya, dikutip Senin (27/3).
Dalam surat tersebut, Arief menegaskan pihaknya tetap meminta Perum Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri, terutama selama masa Panen Raya Maret-Mei 2023. Artinya, beras dalam negeri harus tetap diprioritaskan.
Adanya impor 2 juta ton tersebut bermula dari Presiden Joko widodo atau Jokowi yang menetapkan rencana impor beras sebanyak 2 juta ton pada 2023. Rencana impor tersebut akan dilakukan bertahap sesuai kebutuhan.
Jokowi mengatakan, impor beras dilakukan untuk mengantisipasi El Nino. Menurut dia, impor beras harus dilakukan dengan cepat sebelum dampak cuaca tersebut akan menyerang negara importir beras.
"Jangan sampai nanti pas sudah musim kering panjang, kita bingung mau beli beras karena barangnya enggak ada," ujar Presiden Jokowi di Tuban, Jawa Timur, Kamis (6/4) seperti disiarkan dalam Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi menekankan masifnya volume beras impor tersebut tidak akan mempengaruhi harga beras di pasar domestik. Pasalnya, beras impor tersebut akan digunakan sebagai CBP.
United States Department of Agriculture (USDA) memproyeksikan Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia, sekaligus nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi 34,6 juta MT pad musim 2022/2023.
Produksi beras Indonesia paling banyak berasal dari Jawa Barat (17%), Jawa Timur (17%), Jawa Tengah (14%), Sulawesi Selatan (6%), dan Sumatra Utara (5%).
Menurut laporan Badan Pusat Statistik, volume produksi beras Indonesia mencapai 31,54 juta ton pada 2022. Jumlah ini naik 0,59% dibanding produksi tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Sepanjang 2022 produksi beras paling besar tercatat pada bulan Maret, yakni 5,49 juta ton. Sedangkan produksi beras paling rendah pada Desember yang hanya 1,11 juta ton.