Penerbangan di Bandara Ewer Asmat Masih Minim, Terhadang Banjir Rob

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo berboncengan dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menggunakan motor listrik menyapa warga Asmat saat kunjungan kerja di Kampung Kaye, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (12/4/2022).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
6/7/2023, 12.57 WIB

Kementerian Perhubungan akan meningkatkan frekuensi penerbangan Bandara Ewer di Kabupaten Asmat, Papua Selatan. Selama ini minimnya penerbangan di Bandara Ewer disebabkan oleh banjir rob reguler.

Direktur Jenderal Hubungan Udara Kemenhub Maria Kristi Endah Murni menjelaskan Bandara Ewer kerap terendam oleh banjir rob secara reguler sekitar pukul 01.00 waktu setempat. Untuk mengatasinya, pemerintah sedang membangun tanggul di sekeliling Bandara Ewer.

"Ketika tanggul selesai dibangun, Bandara Ewer akan bebas dari banjir rob," kata Maria dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Kamis (6/7).

Dengan pembangunan tanggul mencegah rob, diperkirakan penerbangan reguler bisa bertambah dari empat kali seminggu menjadi sehari sekali. Bandara Ewer ini terletak di antara sungai dan laut yang terletak di Kota Agats, Kabupaten Asmat.

 Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bandara Ewer di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, hari ini menilai bandara tersebut akan mengembangkan ekonomi khususnya industri pariwisata di Kabupaten Asmat, Papua Selatan.

Jokowi mengatakan konektivitas antar wilayah akan mempercepat mobilitas orang dan barang. Selain itu, konektivitas akan membuka isolasi sebuah wilayah.

"Kami ingin dengan selesainya Bandara Asmat ini, Asmat semakin berkembang dan maju dan kita harapkan ekonomi di Kabupaten Asmat di Provinsi Papua Selatan secara umum akan semakin baik dan semakin meningkat,” kata Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden. 

Jokowi mencatat keberadaan Bandara Ewer telah meningkatkan konektivitas antar wilayah di Papua. Saat ini, telah ada dua penerbangan seminggu dari Timika, empat penerbangan seminggu dari Kamur dan Merauke.

Maria mengatakan lokasi Bandara Ewer cukup strategis, tapi cukup terpencil. Menurutnya, Bandara Ewer telah berdiri sejak 1964 dengan panjang landasan pacu hanya 400 meter.

Bandara Ewer mulai direnovasi dan rampung pada 1980 untuk meningkatkan kapasitas pesawat ayng yang dapat mendarat. Adapun, revitalisasi Bandara Ewer yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo hari ini, Kamis (6/7), telah dimulai sejak 2014 oleh anggaran negara.

Maria mencatat pengambangan Bandara Ewer kali ini memperpanjang landasan pacu menjadi 1.650 meter. Hal tersebut membuat beberapa maskapai komersial menyediakan layanan reguler di Bandara Ewer.

Saat ini, jenis pesawat komersial yang dapat mendarat adalah pesawat regional bermesin baling-baling atau ATR-72. Dengan demikian Maria mencatat layanan pesawat perintis telah dihapuskan dari Bandara Ewer.

Maria mendata total penumpang di Bandara Ewer telah mencapai 27.000 orang sepanjang 2022. Artinya, jumlah penumpang Bandara Ewer naik 125% dari capaian 2020 sekitar 12.000 orang.

"Sekarang tidak ada penerbangan subsidi karena permintaan dari penduduk Agats yang keluar masuk juga tinggi, sehingga diharapkan lebih tinggi lagi," kata Maria.

Reporter: Andi M. Arief