Investasi Industri Mamin RI Melonjak, Diminati Cina hingga India
Industri makanan dan minuman atau mamin Indonesia tengah menjadi magnet investor asing dari berbagai negara. Pada 2022, investasi industri makanan dan minuman bahkan meningkat hampir 30% menjadi Rp 90 triliun.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman atau GAPMMI, Adhi S. Lukman, mengatakan investor asing tersebut tertarik ingin masuk ke industri mamin karena memiliki prospek dari pertumbuhan maupun potensi.
“Saya dihubungi beberapa calon investor dari sektor lain, bukan dari mamin. Mereka mau masuk ke industri mamin,” ujar Adhi saat ditemui di Kantor Kementerian Perindustrian, Selasa (18/7).
Adhi mengatakan, bahkan beberapa negara seperti India, Arab, Amerika, hingga Cina juga tertarik ingin masuk ke industri makanan dan minuman. Hal tersebut tentunya sangat baik karena dapat mendorong pertumbuhan industri mamin lebih tinggi lagi.
“Ini akan kita sambut baik, karena ini juga akan dorong pertumbuhan kita,” kata dia
Adhi mencatat investasi pada industri mamin dari dalam negeri pada 2019-2021 konsisten menurun. Penanaman modal asing atau PMA industri mamin pada semester I-2022 menyusut 20% secara tahunan menjadi US$ 1,2 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$ 1,5 miliar.
Adapun, total PMA pada industri mamin pada 2021 adalah US$ 2,3 miliar. Namun demikian, nilai penanaman modal dalam negeri atau PMDN di industri mamin pada semester I-2022 tumbuh menjadi Rp 24 triliun. Angka tersebut mendekati realisasi PMDN pada 2021 senilai Rp 26,5 triliun.
Sementara itu, dia menyebutkan, investasi di industri mamin pada 2021 hanya mencapai Rp 70 triliun. Sedangkan pada 2022, investasi di industri mamin naik signifikan yaitu mencapai Rp 90 triliun.
Dengan demikian, dia berharap pada tahun ini, investasi di industri mamin bisa meningkat dan lebih tinggi lagi.
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian mengemukakan, industri mamin berperan peran penting menopang
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dari kontribusi sektor mamin pada triwulan I tahun 2023 sebesar 38,61% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas dan 6,47% terhadap PDB nasional.
“Industri makanan dan minuman juga mulai kembali bangkit setelah mengalami pukulan akibat pandemi
Covid-19," ujarnya.
Pada triwulan I-2023, industri makanan dan minuman mampu tumbuh sebesar 5,33%, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 sebesar 3,75%.
Sementara Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian, industri mamin termasuk subsektor yang konsisten berada di level ekspansi. Ini mencerminkan tingkat kepercayaan diri yang tinggi dari para pelaku industri mamin dalam menjalankan usahanya di Indonesia.