Gapmmi: Ekspor Industri Mamin Tetap Tumbuh di Tengah Risiko Geopolitik

ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww.
Petugas gabungan mengecek makanan kemasan di swalayan Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Gappmi mencatat, ekspor makanan dan minuman asal Indonesia tetap bertumbuh di tengah risiko geopolitik.
Penulis: Nadya Zahira
18/7/2023, 21.25 WIB

Pengusaha industri makanan dan minuman atau mamin mengungkapkan, saat ini ekspor sektor mamin masih moncer meskipun di tengah situasi gejolak geopolitik yang sedang berlangsung. 

Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman atau Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan, hal tersebut tercermin dari kenaikan ekspor process dan semi processed food sebesar 8% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, (year on year/yoy) di sepanjang Januari hingga Mei 2023.

 “Untuk process dan semi processed food HS 16 sampai 24 kita masih tumbuh ekspornya. Tahun lalu Januari sampai Mei 2022, ekspor process dan semi processed food di luar sawit itu, mencapai US$ 4 miliar, tahun ini US$ 4,3 miliar,” ujar Adhi saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian pada Selasa (18/7).

Selain itu, dia menuturkan pertumbuhan kinerja ekspor mamin tersebut juga didorong oleh ekspansi ke pasar-pasar emerging market seperti ke Middle East and North Africa atau MENA. 

"Arab Saudi itu kemarin banyak produk mamin kita (Indonesia) yang masuk ke sana,” kata dia.

Di sisi lain, Adhi menyampaikan industri mamin Indonesia juga mengekspor produk ke berbagai negara yang tengah mengalami kesulitan dan kekurangan di sektor ini, seperti Malaysia, Singapura hingga Jepang.

“Kita bisa melayani permintaan beberapa negara yang terhambat, contohnya Malaysia, mereka kekurangan produk berbasis ayam. Kita bisa ekspor Singapura, Jepang, dan lain-lain karena mereka lagi kesulitan,” tuturnya.

Dia menyebutkan, moncernya kinerja ekspor tersebut menjadi salah satu pendorong yang membuat pertumbuhan industri mamin di sepanjang Januari hingga Mei 2023 meningkat. 

Oleh sebab itu, Adhi optimis bahwa industri mamin dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja tahunan sebesar 7% pada tahun ini, dan diprediksi bisa lebih meningkat hingga 10% di tahun 2024.

Menurut dia, selain kinerja ekspor yang terlihat sangat baik, optimisme itu juga didorong dengan adanya berbagai kegiatan yang dilakukan partai politik jelang pemilihan umum atau Pemilu pada Februari 2024.  

"Periode politik ini menjadi berkah, karena banyak kegiatan dan acara partai politik sehingga mau tidak mau butuh makanan dan minuman," ujarnya.

Selain  itu, dia mengatakan, hal tersebut juga tercermin dari pertumbuhan industri mamin pada kuartal I tahun 2023 yang sudah mencapai 5,3%. Angka itu meningkat dibandingkan pertumbuhan kuartal I tahun sebelumnya yang hanya mencapai 4,9%.

Meskipun demikian, dia menyebutkan industri mamin masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan berupa kondisi geopolitik, hingga perubahan iklim yang akan berdampak pada terganggunya pasokan bahan baku.

Reporter: Nadya Zahira