Bulog Sebut Impor 300 Ribu Ton Beras Tahap Kedua Mulai Masuk Indonesia

ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.
Pekerja mengangkut beras saat proses penyaluran beras ke pasar-pasar di Gudang Perum BULOG Sub Divre Serang, Banten.
Penulis: Nadya Zahira
20/7/2023, 21.13 WIB

Perum Bulog menyatakan untuk mengantisipasi adanya ancaman cuaca ekstrem El Nino atau musim kemarau panjang, pihaknya ditugaskan untuk menambah pasokan beras dari importasi. Tahun ini, Bulog ditugaskan mengimpor 2 juta ton beras yang dilakukan secara bertahap dari beberapa negara seperti India, Thailand, Vietnam, dan Pakistan. 

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan, pihaknya sudah merealisasikan impor untuk 2023 sebanyak 500 ribu ton pada tahap pertama. Saat ini sedang berjalan tahap kedua dengan mengimpor 300 ribu ton. Impor beras tersebut dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah atau CBP. 

“Tentunya Bulog juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga pemerataan ketersediaan stok beras dalam keadaan rawan seperti saat ini,” kata Febby, melalui keterangan resminya, Kamis (20/7). 

Dia menyebutkan, hingga saat ini stok beras Bulog di gudang sebanyak 750 ribu ton. Sedangkan untuk total sejak awal tahun, Bulog telah menyerap beras petani dalam negeri sebanyak 700 ribu ton.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 750 ribu ton, disamping itu juga hingga hari ini BULOG sudah menyerap lebih dari 700 ribu ton beras petani dalam negeri dan akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan,” kata dia.

Sebelumnya Perum Bulog mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional untuk mengimpor 2 juta ton beras sampai akhir Desember 2023 guna memenuhi cadangan beras pemerintah.

Informasi tersebut termuat dalam Surat Penugasan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi kepada Perum Bulog yang dirilis pada 24 Maret 2023. Putusan tersebut merupakan hasil rapat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah dari luar negeri, yaitu sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Pengadaan 500 juta ton pertama dilaksanakan secepatnya," tulis Arief dalam suratnya, dikutip Senin (27/3).

Dalam surat tersebut, Arief menegaskan pihaknya tetap meminta Perum Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri, terutama selama masa Panen Raya Maret-Mei 2023. Artinya, beras dalam negeri harus tetap diprioritaskan

Di sisi lain, Jokowi menekankan masifnya volume beras impor tersebut tidak akan memengaruhi harga beras di pasar domestik. Sebab, beras impor ini akan digunakan sebagai cadangan beras pemerintah atau CBP.  

Pemerintah mengatur volume CBP harus mencapai 1,2 juta ton setiap saat. Tujuannya, supaya Bulog memiliki kemampuan untuk menstabilkan harga beras di pasar yang sangat tinggi saat ini.  

Rencana volume impor beras 2023 melonjak 365% dibanding 2022 atau year-on-year (yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Terakhir volume impor beras nasional meningkat 638% yoy menjadi 2,25 juta ton pada 2018.

Reporter: Nadya Zahira