Sandiaga Incar Devisa Rp 30 T dari Kunjungan Wisman ke Candi Borobudur

ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.
Wisatawan mengunjungi Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang , Jawa Tengah, Selasa (4/7/2023).
Penulis: Nadya Zahira
25/7/2023, 08.10 WIB

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno optimistis pendapatan devisa pariwisata bisa mencapai US$ 2 miliar per tahun dari target 2 juta kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur.

“Saya optimis devisa pariwisata bisa mencapai sekitar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun, karena 2 juta wisatawan mancanegara ini adalah wisatawan yang berkualitas,” ujar Sandiaga kepada awak media, saat ditemui di kantornya, Senin (24/7).

Sandiaga mengatakan, adanya optimisme tercapainya devisa pariwisata tersebut karena ia yakin wisman yang datang untuk spiritual ke Candi Borobudur juga bisa mencapai 2 juta per tahun bahkan lebih.

“Saya optimis banget bisa mencapai 2 juta wisatawan mancanegara karena infrastrukturnya sudah terbangun, bandara Yogyakarta International Airport sudah kelas dunia, akan ada jalan tol, lalu juga akan ada kereta api yang menghubungkan ke Yogyakarta, dari Yogyakarta sudah ada pula perjalanan untuk mencapai Borobudur,” ujarnya.

Untuk itu, dia mengatakan saat ini pihaknya terus melakukan sejumlah upaya agar pariwisata Candi Borobudur bisa mencapai target 2 juta wisman per tahun. Adapun upaya tersebut salah satunya dengan menambahkan fasilitas beribadah untuk umat Budha. Namun, hal itu harus mendapatkan persetujuan dari UNESCO.

“Secara heritage tentu dikoordinasikan oleh pihak-pihak terkait termasuk UNESCO, karena kita menjaga aspek konservasinya,” kata dia.

Selain itu, dia mengatakan saat ini tidak ada pembatasan kunjungan ke atas candi Borobudur. Namun, secara daya dukung atau carrying capacity bahwa untuk naik ke atas Candi tersebut sudah dihitung jumlahnya, dan tidak bisa melebihi 1.000 orang per hari atau sekitar 300 ribu per tahun.

“Untuk itu telah disiapkan paket -paket khusus untuk edukasi dan konservasi saat berkunjung ke atas Candi Borobudur,” kata dia.

Sandiaga juga menjelaskan upaya dan langkah pengembangan di Candi Borobudur akan menjadi terobosan untuk membuka peluang usaha dan lapangan kerja. Dampak itu tidak hanya dapat dirasakan masyarakat Magelang tapi juga yang ada di sekitarnya seperti Yogyakarta dan Jawa Tengah secara umum.

Menurut Sandiaga pencapaian target wisman dan wisnus pada 2023 menjadi indikator utama yang mencerminkan kesiapan lima destinasi super prioritas sebagai destinasi pilihan utama. Apalagi ia meyakini 2024 akan menjadi momentum pemulihan pariwisata global.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan berdasarkan hasil evaluasi lima DPSP di Indonesia telah mengalami kemajuan. Salah satu katalisatornya adalah lahirnya Undang-undang Kesehatan.

"Wisatawan kesehatan perlu ditonjolkan sehingga masyarakat yang berobat keluar negeri itu akan kembali berobat di Indonesia," ujar Luhut.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini hanya sebanyak 997.250 orang pada 2020.

Rinciannya, jumlah kunjungan wisman domestik yang berkunjung ke Candi Borobudur pada 2020 sebanyak 965.699 orang. Sedangkan, jumlah kunjungan wisman mancanegara yang ke objek wisata tersebut yakni sebanyak 31.551 orang.

Angka tersebut berkurang sekitar 75% dibandingkan tahun sebelumnya. Pasalnya, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur pada 2019 mencapai 3.989.839 orang.

Reporter: Nadya Zahira