Apindo: Kerja Hybrid Efektif, Tapi Tak Bisa Diterapkan ke Semua Sektor

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pengendara motor melintas di sekitar Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (14/8). Sebagian besar warga terlihat mengenakan masker. Seminggu terakhir ini polusi udara di Jabodetabek menjadi sorotan masyarakat. Kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat.
18/8/2023, 13.35 WIB

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan sistem kerja hybrid cukup efektif dilakukan saat pandemi. Namun, tidak semua sektor bisa menerapkan sistem bekerja dari rumah (WFH) sebagaimana arahan Presiden Jokowi untuk bisa mengurangi polusi di wilayah Jabodetabek.

Dia mengatakan, saat ini sudah banyak perusahaan yang menerapkan work from home (WFH) atau jam kerja fleksibel kepada para pekerjanya. Ia mengatakan kondisi pandemi pada 2020 lalu memberikan pelajaran berharga soal sistem kerja hybrid yang ternyata cukup efektif dalam menunjang kinerja perusahaan.

Sistem kerja hybrid ini kami lakukan untuk jenis pekerjaan mana yang bisa fleksibel mungkin sehingga dia tidak perlu ke kantor tiap hari sesuai jam kantor. Penerapan flexible working hours itu juga sudah mulai. Ada banyak organisasi yang sudah mulai juga,” katanya dikutip dari Antara, Jumat (18/8).

Namun demikian, tidak semua sektor bisa menerapkan sistem bekerja dari rumah. 

“Memang semenjak pandemi, kita sudah belajar mana yang bisa (WFH). Masih ada juga sektor tertentu yang masih hybrid, tapi memang ada yang memang tidak bisa," ujarnya.

Ia telah mengimbau pelaku usaha agar menerapkan WFH dengan baik untuk membantu mengurangi polusi udara. Namun, menurut Shinta, masalah polusi udara tidak hanya bisa dipecahkan dari sisi transportasi.

Shinta mengimbau agar para pelaku usaha juga bisa mengedepankan konsep hijau dalam operasional perusahaan. Menurut dia, hal itu belum menjadi perhatian utama para pengusaha.

Jokowi Akan Terapkan Sistem Kerja Hybrid

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo berencana melakukan hybrid working di DKI Jakarta. Menurutnya, hal tersebut merupakan strategi jangka pendek untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota.

Jokowi memberi sinyal total pekerja yang bekerja dari rumah berkisar 25% sampai 75%. Namun Kepala Negara menyatakan besaran pekerja yang bekerja dari rumah akan ditentukan dalam rapat terbatas selanjutnya.

"Kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, yakni gabungan antara work from office dan work from home," kata Jokowi di Istana Negara, Senin (18/4).

Di sisi lain, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akan membatasi jumlah pekerja yang datang ke Ibu Kota dalam waktu dekat. Hal tersebut jadi bagian dari strategi pemerintah provinsi untuk mengurangi polusi udara di DKI Jakarta.

WFH Lebih Produktif?

Survei Ipsos Return to The Workplace 2021 Global Survey menunjukkan mayoritas responden global (66%) setuju karyawan harus bisa memilih jadwal WFO atau WFH secara fleksibel, meskipun pandemi sudah berakhir.

Mayoritas responden global (64%) juga merasa dirinya bekerja lebih produktif jika bisa WFO atau WFH dengan bebas.

"Responden yang menginginkan sistem kerja fleksibel umumnya berasal dari tingkat pendidikan dan pendapatan lebih tinggi, perempuan, usia dewasa awal, dan orang tua dengan anak berusia di bawah 18 tahun," kata Ipsos dalam laporannya.

Sementara sebagian kecil responden lain menilai suasana rumahnya kurang mendukung untuk kerja produktif (38%), ada juga yang merasa lebih kelelahan saat WFH (33%).

Survei Ipsos melibatkan sekitar 12.500 karyawan yang tersebar di 29 negara. Survei digelar secara online selama periode Mei-Juni 2021.

Hasil survei ini tidak semuanya berjumlah 100% (bisa lebih atau kurang 1%) karena pembulatan persentase jawaban, atau ada responden yang memilih lebih dari satu jawaban.

Reporter: Antara