Uni Eropa melakukan investigasi terkait biodiesel dari Indonesia yang diduga menghindari bea atau biaya masuk impor kawasan tersebut dengan melalui Cina dan Inggris.
Melansir dari Reuters, penyelidikan investigasi tersebut dilakukan setelah adanya permintaan awal dari European Biodiesel Board, sebuah asosiasi produsen biodiesel di Eropa.
"Permintaan ini berisi bukti yang cukup bahwa tindakan-tindakan penyeimbang yang ada terhadap impor produk yang bersangkutan, telah dielakkan oleh impor produk yang sedang diselidiki," kata Komisi Eropa dalam jurnal resmi Uni Eropa, dikutip dari Reuters, Jumat (18/8).
Untuk diketahui, Uni Eropa adalah tujuan terbesar ketiga bagi produk minyak kelapa sawit Indonesia. Sedangkan Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan Indonesia tidak segera menanggapi permasalahan yang sedang terjadi ini. Untuk itu, Indonesia diminta untuk melakukan konsultasi sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dengan Uni Eropa mengenai pengenaan bea masuk Uni Eropa atas impor biodiesel dari Indonesia.
Seorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa mereka yakin bea masuk yang dikenakan Uni Eropa kepada Indonesia sudah sesuai dengan aturan-aturan WTO. Uni Eropa siap untuk mendiskusikan masalah ini dengan Indonesia.
Sebelumnya, hubungan dagang antara Uni Eropa dan Indonesia memang sudah tidak baik sejak adanya aturan UU Deforestasi yang membatasi impor CPO dari tanah air. Tidak hanya dengan Indonesia, kebijakan tersebut juga ditentang produsen CPO lainnya yaitu Malaysia.
Selain biodiesel, minyak kelapa sawit juga digunakan secara luas dalam makanan dan kosmetik. Oleh sebab itu, minyak kelapa sawit sangat dibutuhkan oleh beberapa negara.
Sementara itu, Dewan Biodiesel Eropa mengatakan memperkirakan, impor yang menghindari bea masuk mungkin telah merugikan Uni Eropa sekitar 221 juta euro atau $ 240,34 juta, atau setara Rp 3,6 triliun pada tahun lalu.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor CPO Indonesia mencapai US$29,62 miliar pada 2022. Angka ini naik 3,56% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam sedekade terakhir.